Perempuan Tangguh itu bernama Opu Daeng Risaju

SEJARAH – Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, terdapat banyak tokoh yang telah berjuang untuk mencapai kemerdekaan dan keadilan.

Salah satu di antaranya adalah Opu Daeng Risaju, seorang wanita bangsawan yang memiliki peran penting dalam perjuangan di Sulawesi Selatan.

Nama Opu Daeng Risaju merupakan gelar kebangsawanan Kerajaan Luwu. Kisah hidup dan perjuangannya sangat menarik untuk diketahui dan bisa menjadi motivasi bagi perempuan Indonesia.

Opu Daeng Risaju, lahir di Palopo Luwu pada tahun 1880 dengan nama Famajjah, adalah seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, terutama di Sulawesi Selatan.

Kehidupannya yang penuh dengan tantangan dan perjuangan telah memberikan inspirasi bagi masyarakat di tanah air.

Opu Daeng Risaju lahir dari keluarga bangsawan dengan ayah bernama Muhammad Abdullah To Bareseng dan ibu bernama Opu Daeng Mawellu. Keturunan langsung dari Raja Bone ke-22, La Temmasonge Matimoeri Malimongeng, memberikan Opu Daeng Risaju kedudukan yang terhormat dalam masyarakat Luwu.

Gelar “Opu” yang disandangnya menunjukkan status kebangsawanan yang diberikan kepada seseorang setelah menikah atau menduduki jabatan dalam birokrasi kerajaan.

Sejak kecil Opu Daeng Risaju mendapat pendidikan agama sejak kecil, termasuk mempelajari ilmu agama dari beberapa guru agama dan ulama di Sabang Paru, Luwu.

Dia banyak belajar tentang Alquran, fiqh, nahwu, shorof dan balaghah. Sebagai orang yang hidup di lingkungan bangsawan, dia juga belajar nilai-nilai moral dan tingkah laku.

Keterbatasan akses pendidikan pada masa itu tidak menghalangi semangatnya untuk belajar dan berkembang.

Pada 1927 di Pare-Pare, Famajjah masuk menjadi anggota SI Cabang Pare-Pare bersama suaminya. Famajjah memulai karier sebagai organisator politik dengan menjadi sebuah anggota Departemen Pare-Pare dari PSII (Persaudaraan Islam Indonesia).

Keterlibatannya dalam PSII membuktikan keberaniannya dalam menentang penindasan, bahkan menjadi wanita pertama di Indonesia yang memimpin partai politik Islam.

Aktivitas politik Opu Daeng Risaju tidak luput dari perlawanan, baik dari pihak Belanda maupun keluarganya sendiri. Meskipun dihadapkan pada tekanan yang berat, termasuk hukuman fisik seperti menjadi tuli karena ditembak di dekat telinganya, Opu Daeng Risaju tetap teguh dalam perjuangannya.

Setelah Indonesia merdeka, Opu Daeng Risaju hidup sederhana di Parepare bersama anaknya. Pada tahun 1964, ia meninggal dunia dan dimakamkan di kompleks makam raja-raja Lakkoe di Palopo. Pengabdiannya terhadap perjuangan kemerdekaan tidak pernah dilupakan, dan pada tahun 2006, Opu Daeng Risaju diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia.

Kisah perjuangan Opu Daeng Risaju adalah inspirasi bagi generasi muda Indonesia, terutama perempuan, untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi rintangan dan mengejar cita-cita. Meskipun dihadapkan pada berbagai kesulitan, keberanian, keteguhan, dan semangatnya dalam memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan tetap menginspirasi banyak orang.

Opu Daeng Risaju bukan hanya merupakan bagian dari sejarah bangsa Indonesia, tetapi juga menjadi simbol perjuangan dan keberanian perempuan dalam menghadapi segala tantangan. Kisahnya yang menginspirasi akan terus dikenang dan menjadi teladan bagi generasi-generasi yang akan datang.(red)