Walhi Sulsel sebut Pengelolaan Sampah di Kota Makassar masih sangat Buruk

Walhi Sulsel sebut Pengelolaan Sampah di Kota Makassar masih sangat Buruk

BERANDANEWS – Makassar, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulsel mengungkapkan, pengelolaan sampah di Kota Makassar masih sangat buruk. Tata kelola sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Antang, masih menggunakan sistem open dumping.

“Sampah yang yang diangkut dari rumah, di buang dan dibiarkan menumpuk begitu saja di TPA,” jelas tim riset bidang Advokasi dan Riset WALHI Sulsel Mira Jannah saat berbincang kembali dengan TIM Berandasulsel, Rabu (9/6).

Tata kelola sampah dengan sistem open dumping rusak lingkungan hingga membahayakan kesehatan masyarakat

Mira menuturkan, pengelolaan sampah menggunakan sistem open dumping dapat merusak lingkungan hingga membahayakan kesehatan masyarakat. Sampah yang dibiarkan menggunung, bahkan berpotensi bencana.

Khususnya bagi masyarakat yang tinggal diarea TPA. “Sistem ini mengakibatkan gampang pencemaran gas metan, kemudian air lindi (limbah) tidak dikelola, makanya sampai masuk ke aliran sungai, mencemari tanah dan kesehatan,” ungkapnya.

Makassar masuk dalam wilayah yang telah diriset WALHI Sulsel

Mira menuturkan, Kota Makassar adalah satu dari empat daerah besar di kawasan Mamminasata yang telah diriset. Tiga daerah lainnya meliputi, Kabupaten Maros, Gowa dan Takalar. Di luar Makassar, 3 daerah ini menggunakan sistem controlled landfill.

Menurut Mira, sistem itu setingkat lebih maju dari open dumping. “Controlled landfill ini sistemnya membuat cekungan dalam tanah kemudian sampahnya dimasukkan dalam cekungan sampai beberapa hari ke depan sampai padat,” ujar Mira.

Bila sampah di dalam cekungan telah betul-betul padat, sampah kemudian ditimbun dengan tanah. Sampah di dalam tanah akan terurai meski dalam jangka waktu cukup lama. Namun, sistem itu dianggap tepat karena dapat mengurangi potensi pencemaran dan bahaya kepada manusia.

Produksi sampah di Makassar, mencapai 650 ton per hari

Walhi Sulsel sebut Pengelolaan Sampah di Kota Makassar masih sangat Buruk

Lebih lanjut disebutkan Mira, dari empat daerah itu, Makassar masih menjadi sorotan. Khususnya dalam konteks produksi sampah. Khusus di Maros, sistem pengelolaan sampah terpaksa dikembalikan ke open dumping dari controlled landfill karena pengelolannya kurang maksimal.

Meski begitu, produksi sampah di sana menurut Mira, cukup rendah dibanding dengan Makassar. “Kalau di TPA Antang bisa sampai 650 ton per hari. Maros, 80 ton. Gowa dan Takalar kami belum dapat catatan dari pengelolanya per hari karena tidak, ada pengelola yang tinggal di sekitar TPA,” ungkap Mira.