Tim Pendamping dari UINAM bersama PLN UID Sulselrabar ajak Warga Lestarikan Sarung Tope le’leng Passapu Kajang

Tim Pendamping dari UINAM bersama PLN UID Sulselrabar ajak Warga Lestarikan Sarung Tope le'leng Passapu Kajang

BERANDANEWS – Bulukumba, Pengembangan program usaha pemasaran sarung kajang atau Tope’ le’leng, terus dilakukan guna mengenalkan secara luas produk lokal yang ada di Butta Panrita Lopi julukan untuk Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan

Bertempat di Desa Kajang Kecamatan Tana Toa Kabupaten Bulukumba, Tim Pendamping dari UIN Alauddin Makassar untuk Pengembangan program usaha Sarung Kajang menyambut kunjungan Tim Evaluasi dari PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulselrabar, yakni Senoir Officer Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar Muh. Yamin dan Mansyur Yunus, Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Bulukumba Danang Setiawan, dan Assitant Manager Keuangan dan Umum UP3 PLN Bulukumba, Avif.

Turut mendampingi Kepala Desa Kajang, Zulkarnain.S.Pd, tokoh adat, tokoh masayarakat, serta Pemuda Desa kajang.

Tim Pendamping dari UIN Alauddin Makassar bersama Tokoh Adat Kajang Bulukumba

Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengevaluasi tim pendamping dari UIN Alauddin Makassar, mereka adalah, Dr Fatmawati, Nildawati, Syamsul alam, dan Ibnu hadjar.

Melalui program ini diharapkan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat desa kajang, termasuk menggali potensi wisata adat yang perlu dijaga kelestariannya guna menarik perhatian pengunjung atau wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Hal tersebut disampaikan Assitant Manager Keuangan dan Umum UP3 PLN Bulukumba, Avif.

Menurutnya, kehadiran PLN untuk berpartisipasi mengembangkan potensi daerah termasuk wisata adat yang unik memiliki khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

“Kolaborasi PLN Peduli dan tim pendamping Dosen UIN Alauddin Makassar, kepala Desa dan BUMDES desa kajang memberi manfaat bagi kita semua bagi banyak masyarakat adat, dan utamanya khas sarung tope le’leng passapu hutan adat agar selalu terjaga kelestariannya”, jelasnya, Selasa (03/10).

Selain itu kehadiran tim pendampingan diharapkan dapat mengangkat dan memperkenalkan Tope’ le’leng, baik melalui sosial media, mengulas proses pembuatannya yang dianggap butuh waktu dan ketengangan dalam menenun sarung kajang.

Tim pendamping juga menghadirkan kelas bahas inggris untuk warga yang diharapkan dapat menjadi pemandu wisata bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung nantinya.(*)