Penggunaan Listrik di Sulsel naik 3,7 Persen di masa Pandemi

Berandasulsel.com – Makassar, Pertumbuhan penggunaan listrik cukup positif selama masa pandemi Covid-19 di Sulsel sekitar empat persen.

Pimpinan PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar) menilai, ini didukung upaya penanganan Covid-19 yang baik dan kegiatan ekonomi yang tetap berjalan.

“Kami saat ini tumbuh 3,7 persen kelistrikannya. Ini juga karena tidak lain karena program Pak Gubernur, ekonomi di Sulsel tetap jalan,” kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Sulsel, Barat dan Tenggara, Ismail Deu, saat Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah, menerima kunjungan dari tiga General Manajer PLN Unit Induk se Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat, di Kantor Gubernur, Selasa, 22 September 2020.

Pada pertemuan ini juga dibahas soal infrastruktur kelistrikan, elektrifikasi, ketersediaan listrik, serta dukungan PLN pada program pemerintah provinsi, termasuk kabel listrik bawah laut.

“Kita menyampaikan terima kasih atas support gubernur untuk infrastruktur kelistrikan. Jadi sudah banyak sekali dibantu oleh Pak Gubernur sehingga infrastruktur ini berjalan dengan baik dan lancar,” ujarnya.

Program kelistrikan Pemprov seperti pengaliran listrik dengan kabel bawah laut di Pulau Lae-lae. Di Pulau Selayar juga rencana akan ditambah daya listriknya dengan energi baru terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Sedangkan, General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sulawesi Bagian Selatan, I Putu Riasa, menjelaskan, Sulsel adalah daerah yang sedang bertumbuh dan ini harus didukung oleh infrastruktur ketenagalistrikan yang memadai.

“Sulsel daerah yang tumbuh, maka infrastruktur ketenagalistrikan juga harus tumbuh,” imbuhnya.

Untuk menjawab tantangan kebutuhan beban ke depan serta memperkuat kelistrikan di Sulsel, khususnya di Makassar, pada 12 September lalu sudah beroperasi jaringan transmisi Punagaya – Tanjung Bunga. Jaringan ini sepanjang 118 kms dengan jumlah menara 178 tower.

Dan bulan Oktober, transmisi kabel tanah dari Tanjung Bunga ke Bontoala dihadirkan, untuk meningkatkan keandalan kelistrikan di dalam kota.

Pihak PLN juga saat ini sedang membangun transmisi Sungguminasa – Lanna dan perkiraan di awal tahun depan akan operasi.

Pembangunan infrastruktur kelistrikan, akan dapat dilaksanakan jika persoalan sosial yang ada dapat diselesaikan.

“Salah satunya bagaimana menghadapi kendala sosial yang ada di bawah. Yang kita rasakan di Sulsel, dukungan Pak Gub sangat bagus. Kendala sosial yang terjadi langsung bisa selesai, baik dengan masyarakat atau dengan instansi lain maupun pihak swasta. Beliau selalu menjadi penengah dan mediasi, membuat permasalahan mudah diselesaikan,” tuturnya.

Sebagai upaya meningkatkan Rasio Elektrifikasi 100 persen di Sulawesi Selatan, PLN terus berkomitmen untuk melistriki seluruh tanah air hingga ke pelosok negeri di tengah pandemi dengan melistriki desa. Diantaranya Desa Letta di Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, menjadi desa yang kini menerima aliran listrik PLN. Penantian 40 Tahun akhirnya bisa nikmati listrik 24 jam.

Sedangkan Nurdin Abdullah menyampaikan, terpenuhinya ketersediaan listrik sangat penting. Ini untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Termasuk masyarakat pulau dan daerah terpencil.

“Saya sudah siapkan anggaran untuk tarik kabel bawah laut. Jadi kita akan mulai dari Lae-lae,” katanya.

Listrik juga sangat penting untuk perekonomian, demikian juga untuk investasi. Listrik merupakan salah satu pemicu agar investor tertarik berinvestasi. Sulsel belajar dari pengalaman beberapa tahun sebelumnya, banyak yang ingin berivestasi tetapi ketersediaan listrik tidak mencukupi.

“Kita punya pengalaman beberapa tahun lalu, orang mau investasi tetapi listrik tidak cukup,” ucapnya.

Kelistrikan yang dikembangkan juga merupakan pembangkit listrik ramah lingkungan. (*)