Tim Penggerak PKK Sulsel dan Yayasan Daarut Tauhid milik Aa Gym akan Berkolaborasi dalam Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Tim Penggerak PKK Sulsel dan yayasan Daarut Tauhid milik Ustadz Aa Gym, Daarut Tauhid berkolaborasi

BERANDANEWS – Makassar, Tim Penggerak PKK Sulsel dan yayasan milik Ustadz Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym, Daarut Tauhid, akan berkolaborasi di sejumlah bidang. Salah satunya, dalam hal pengembangan ekonomi kerakyatan.

Direktur Utama DT Peduli, H Muhammad Bascharul Asana, atau yang sering disapa Rully, secara khusus menemui Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Lies F Nurdin, di Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea, Selasa, (23/2).

Rully menjelaskan, DT Peduli sudah banyak membantu dan membina pengusaha kecil atau pelaku UMKM, namun masih terpusat di Pulau Jawa. Mereka dibantu mulai dari modal, pemasaran, dan dibina hingga mandiri.

“Melalui lembaga DT Peduli ini, kita tidak hanya menyalurkan donasi, atau infaq dan sedekah dari masyarakat saja. Tetapi juga membantu sejumlah pelaku UMKM hingga mereka mandiri,” jelas Rully.

Melalui pertemuannya dengan Ketua PKK Sulsel, ia berharap DT Peduli bisa masuk ke Sulsel dan menjadi mitra pemerintah. Hingga mensinergikan program-program DT Peduli dengan PKK Sulsel. Apalagi, di berbagai media, ia melihat bagaimana PKK Sulsel sangat aktif membantu perekonomian masyarakat melalui program-programnya selama ini.

“Tujuan DT Peduli dan PKK Sulsel ini sama. Sehingga kami harap bisa berkolaborasi ke depannya,” harapnya.

Menanggapi hal tersebut, Lies F Nurdin menyambut baik maksud kedatangan para pengurus DT Peduli tersebut. Bahkan, istri Nurdin Abdullah ini berkeinginan mengadopsi sejumlah sistem pembinaan ekonomi kerakyatan yang dilakukan DT Peduli.

“Apa yang sudah dilakukan DT Peduli ini sangat luar biasa. Kalau bisa, kami ingin banyak belajar dari DT Peduli,” tutur Lies, usai mendengarkan sejumlah paparan dari Rully.

Ia menuturkan, PKK Sulsel pernah bekerjasama dengan salah satu provider ojek online, memprogramkan 1.000 Perempuan Berdaya. Di tahap pertama, ada 400 perempuan yang dilatih mengembangkan produknya.

“Ini saya sementara lobi, kita lanjutkan lagi yang 600 orang itu,” kata Lies.

PKK Sulsel, lanjutnya, selama ini memang fokus pada pengembangan ekonomi kerakyatan, berdasarkan potensi yang dimiliki daerah masing-masing. Di Kabupaten Jeneponto misalnya, yang terkenal sebagai penghasil garam, PKK melaksanakan pelatihan untuk memberikan nilai tambah pada garam tersebut.

“Saya hadirkan ahli, dan petani garam disana kami latih membuat garam spa. Yang tadinya harga garamnya sekarung itu Rp 25 ribu, setelah diolah jadi garam spa, harganya jauh lebih mahal,” ungkap Lies.

Selain itu, PKK Sulsel juga memiliki Koperasi Wanita Masagena. Namun, pengelolaannya belum maksimal, dan masih butuh banyak belajar.

“Semoga ke depan, kita bisa berkolaborasi. PKK Sulsel bisa banyak belajar pada DT Peduli,” pungkasnya.(*)