BERANDANEWS – Jakarta, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengimbau masyarakat Indonesia agar tidak tergiur rayuan oknum yang menjanjikan keberangkatan ke Arab Saudi tanpa visa haji. Menurutnya, otoritas Kerajaan Arab Saudi menerapkan pengawasan yang sangat ketat terhadap akses masuk ke wilayah suci, terutama Masjidil Haram, bagi mereka yang tidak memiliki visa haji resmi.
“Saya mengimbau kepada calon jemaah haji nonreguler, tidak formal, lebih baik berpikir ulang. Sebab, Saudi Arabia tahun ini super ketat. Super super ketat,” ujar Menag dalam keterangannya sebagaimana dilansir situs Kemenag, Rabu (30/4/2025).
Menag menegaskan bahwa akses menuju Masjidil Haram saat ini benar-benar dibatasi hanya bagi jemaah dengan visa haji. Ia menyebut, tidak ada lagi jemaah umrah yang diperbolehkan masuk ke dalam kawasan Haram karena masa umrah telah ditutup menjelang puncak musim haji.
“Tanpa visa haji tidak boleh masuk Haram. Anda lihat sendiri, tidak bisa memasuki Haram tanpa visa haji. Ini bukan musim umrah. Kalau turun dari bus dan tidak punya visa haji, langsung dijemput dan disuruh kembali,” jelasnya.
Nasaruddin Umar menyampaikan imbauan ini setelah melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi sejak 26 April lalu. Ia menghadiri Konferensi Lembaga Hadis binaan Raja Salman di Madinah, lalu melanjutkan perjalanan ke Makkah untuk melaksanakan umrah serta memberikan pengarahan kepada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang baru tiba di Tanah Suci.
“Tadi malam Masjidil Haram kosong. Orang-orang bisa mencium Kabah karena memang tidak ada lagi jemaah umrah masuk. Semua yang ada sekarang adalah pemilik visa haji,” paparnya.
Menag mengingatkan masyarakat agar tidak tergoda dengan tawaran-tawaran jalan pintas untuk berhaji, yang kerap disertai iming-iming bisa berangkat meski tanpa visa resmi. Ia menekankan bahwa risiko ditolak masuk, ditelantarkan, hingga kesulitan pulang sangat besar.
“Saya mengimbau kepada seluruh jemaah, mungkin ada yang menjanjikan bisa berhaji tanpa visa haji, lebih baik hindari. Daripada nanti terlunta-lunta, dioper ke sana ke mari, pesawat pulang tidak ada, hotel sudah penuh, akhirnya terlantar,” ungkapnya.
Menag juga membandingkan situasi tahun ini dengan musim haji sebelumnya. Menurutnya, pembatasan dan pengawasan yang diterapkan Arab Saudi pada 2025 jauh lebih ketat dari tahun-tahun sebelumnya.
“Tahun lalu beda dengan tahun ini. Sangat super ketat. Jadi lebih baik menghindari kemudaratan. Kita niatnya mencari kepuasan batin, tapi malah memetik dosa karena kecewa dan menyalahkan orang lain,” katanya.
Kepada jemaah yang telah resmi berangkat melalui jalur haji formal, Nasaruddin berpesan agar menjalani ibadah dengan penuh kesungguhan. Ia mengingatkan bahwa kesempatan untuk berhaji kembali bisa sangat sulit diperoleh, mengingat masa tunggu haji yang sangat panjang.
“Orang yang tahun ini dipanggil Allah melalui jemaah haji yang formal, bersungguh-sungguhlah dalam melakukan ibadah. Sebab, belum tentu bisa berhaji lagi karena harus menunggu hingga 48 tahun,” pungkasnya.
Pemerintah melalui Kementerian Agama terus mengedukasi masyarakat agar berhati-hati terhadap praktik travel nakal dan mengutamakan jalur resmi dalam menunaikan ibadah haji. Hal ini demi keamanan, kenyamanan, dan keselamatan seluruh calon jemaah Tanah Air.(*)