Mappinawang meninggal Dunia, Attock mengaku banyak menimba Ilmu dan Pengalaman dari Almarhum

Amarhum Mappinawang

BERANDANEWS – Makassar, Innalillahi wainnai ilaihi rajiun, mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) Sulawesi Selatan, Mappinawang, SH, dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (28/1).

Kabar duka beredar luas di WAG pada Selasa (28/1), Almarhum dikabarkan wafat saat mengikuti acara family gathering di kawasan wisata Malino, Kabupaten Gowa.

Dari informasi yang beredar disebutkan bahwa Mappinawang terjatuh di kamar mandi saat acara berlangsung.

“Berita duka, Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmatullah sahabat tercinta, Mappinawang, SH, di Malino, Gowa. Jenazah almarhum masih berada di Malino. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’fihi wa’fu anhu,”.

Jenazah almarhum Mappinawang rencananya akan disemayamkan di rumah duka di Perumahan BTN Gowa Lestari, Batangkaluku, Gowa, Sulawesi Selatan.

Direktur LBH Makassar Periode 1997-2004, dan mantan Ketua KPU Sulsel ini, merupakan sosok pengacara yang cukup disegani. Kiprahnya dalam dunia hukum dan pemilu telah memberikan kontribusi besar bagi masyarakat Sulawesi Selatan.

Kepergian Mappinawang meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan kolega yang mengenalnya.

Salah satunya Akademisi yang mengaku dekat dengan Almarhum, Dr. Attock Suharto.

“Kak Mappi adalah salah seorang yang amat sangat terkenal di masa kami masih berstatus mahasiswa 30 tahun silam. Beliau sangat dikenal luas sebagai seoramg aktivis dan penggiat HAM. Bukan karena sering demo, tetapi memang Kak Mappi merupakan dedengkot aktivis yang sangat konsen terhadap hukum, HAM dan demokrasi. Bagi kami aktivis mahasiswa, Kak Mappi sudah menjadi Ketua LBH Ujung Pandang, kemudian menjadi Koordinator FIK Ornop, lalu menjadi Ketua KPU Sulawesi Selatan”, ujar Attock.

Attock mengaku banyak kenangan bersama Almarhum, termasuk ilmu dan pengalaman dari sosok Mappinawang.

“Pengacara senior itu memang sangat jauh jarak dan masanya dengan kami, tetapi kami bersyukur berkesempatan banyak berinteraksi bersama beliau, menimba ilmu dan menyerap pengalaman-pengalaman organisasi dengannya. Kak Mappi sudah sering menjadi tempat berkeluh kesah kami sebagai aktivis, kami sering terlibat diskusi ringan dengannya terkait bagaimana seorang aktivis dapat menjadi terusan aspirasi mahasiswa yang baik. Bagaimana seorang organisatori dapat membangun relasi yang baik, hingga pada bagaimana kelak jika dalam perjalanan kami menuai aral di lapangan Kak Mappi siap menjadi benteng perjuangan kami”, terang Attock.

“Selamat jalan Kak Mappi, kembalilah dan berkumpullah dengan hamba-hamba-Nya yang soleh. Amin”, tutup Attock.(*)