Pasien yang terpapar Covid-19 akan menimbulkan tanda-tanda kerusakan pada sejumlah organ. Dalam sebuah studi Coverscan menilai dampak jangka panjang Covid-19 terhadap kesehatan organ pada sekitar 500 individu sangat berisiko, terutama mereka yang relatif muda dan mengalami gejala Covid-19, namun tanpa masalah kesehatan utama yang mendasarinya.
Dilansir oleh The Guardian, data awal dari 200 pasien pertama menunjukkan bahwa empat bulan sejak penyakit awal mereka, hampir 70 persen melaporkan kerusakan pada satu atau lebih organ, termasuk jantung, paru-paru, lever, dan pankreas.
Namun dari penelitian tersebut disebutkan, kerusakan itu tergolong ringan. Tetapi, bahkan dengan sudut pandang konservatif, ada beberapa kerusakan, yang mempengaruhi dua atau lebih organ.
Ahli jantung sekaligus lektor kepala ilmu data klinis di University College London, Amitava Banerjee, mengatakan kita perlu mengetahui kerusakan itu berlanjut atau membaik, atau apakah ada subkelompok orang yang kondisinya bisa memburuk.
Temuan ini menjelaskan mengapa beberapa pasien mengalami kondisi lemah dan lelah setelah pulih dari virus Corona COVID-19. Para peneliti juga mengatakan temuan mereka harus digunakan untuk membantu dokter memantau kesehatan jantung jangka panjang dari pasien COVID-19 yang pulih.
Para ilmuwan dari University of Heart and Vascular Centre in Hamburg, Germany, melihat masalah jantung dari 39 orang yang meninggal akibat COVID-19. “Sebagian besar memiliki tanda-tanda yang jelas bahwa virus telah mencapai jantung mereka, tetapi tidak ada kerusakan yang cukup untuk dianggap miokarditis akut atau infeksi virus parah pada jantung,” kata para peneliti, dikutip dari The Sun.
Mereka menemukan bahwa 16 pasien memiliki tingkat atau jumlah SARS-CoV-2 yang tinggi, virus yang menyebabkan COVID-19 dalam jantung mereka. Namun, para ilmuwan juga menemukan bahwa virus itu secara aktif mereplikasi dirinya di dalam jaringan hingga pasien meninggal.
Studi ini bukan yang pertama kalinya menunjukkan kerusakan yang mengkhawatirkan dialami pasien virus Corona. Studi besar lain yang diterbitkan awal bulan ini menemukan bahwa lebih dari setengah pasien di rumah sakit yang terkena COVID-19 mengalami kerusakan jantung.
Penelitian dari 69 negara menunjukkan bahwa 55 persen dari 1.261 pasien COVID-19 memiliki perubahan abnormal pada cara jantung memompa. Studi yang didanai oleh British Heart Foundation (BHF), juga menemukan bahwa sekitar satu dari tujuh pasien memiliki bukti disfungsi parah. Namun mayoritas, 901 pasien tersebut belum pernah didiagnosis dengan masalah jantung sebelumnya.(*)