Hati-hati Liburan di Pantai saat Pandemi, ini Kata Ahli

Biasanya untuk melepas rasa bosan selama sepekan beraktivitas, banyak dari kita mengisi akhir pekan dengan liburan di pantai. Meski pantai adalah salah satu objek wisata yang rawan penyebaran virus corona.

Dengan perantara pasir, keringat, dan kerumunan orang, pantai dapat menjadi tempat berkembang biaknya pandemi. Namun menurut para ahli medis, elemen pantai tertentu menimbulkan ancaman lebih besar daripada yang lain.

Berikut adalah apa yang ditunjukkan sejumlah penelitian dan para ahli tentang bagaimana mencegah potensi penularan Covid-19 di pantai:

Air Laut
Belum ada penelitian apakah virus novel corona baru atau secara teknis dikenal sebagai SARS-CoV-2, tetap aktif di air asin.

“Tidak jelas apakah berenang di pantai air asin meningkatkan risiko tertular Covid-19,” menurut organisasi lingkungan nirlaba Amerika, Yayasan Surfrider, dilansir dari Alarabiya.

Namun, ada kemungkinan orang yang terinfeksi dapat melepaskan virus ke dalam air saat merendam wajah mereka, kata Charles Gerba, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi Universitas Arizona di Tucson, dalam sebuah wawancara dengan NBC News.

Karena kemungkinan ini, Gerba merekomendasikan yang terbaik adalah menjaga jarak sosial bahkan ketika berenang.

Keringat
Berjemur di pantai dapat meningkatkan produksi keringat, tetapi itu tidak serta merta meningkatkan kemungkinan penularan virus corona.

“Penularan Covid-19 melalui tetesan keringat tidak mungkin sejauh yang kami tahu,” kata Dr Arthur Reingold, kepala divisi epidemiologi dan biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas California Berkeley.

Namun, kegiatan yang menghasilkan keringat seperti olahraga kelompok dapat meningkatkan penyebaran Covid-19 karena kontak dekat. Karena itulah beberapa kota seperti Miami, Florida, melarang olahraga pantai seperti bola voli.

Reingold juga mengatakan, tak perlu khawatir bermain pasir pantai karena pasir adalah sumber transmisi COVID-19 yang “tidak mungkin”.

Keramaian
Risiko utama penularan Covid-19 di pantai adalah melanggar jarak sosial, kata ahli epidemiologi Universitas Yale, Dr Kaveh Khoshnood, kepada Alarabiya.

Utamanya virus corona menyebar melalui tetesan pernapasan yang berhubungan dengan batuk, bersin, dan berbicara, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

“Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru. Penyebaran lebih mungkin terjadi ketika orang-orang berada dalam kontak dekat satu sama lain (dalam jarak sekitar 6 kaki),” kata CDC dalam sebuah pernyataan di situs webnya.

Wakil Direktur Program Kebijakan Pandemi dan Keamanan Hayati Universitas A&M Texas, Dr Christine Blackburn merekomendasikan, orang-orang sebaiknya menghindari berkunjung ke pantai yang ramai di mana mereka tidak dapat menjaga setidaknya enam kaki jarak satu orang dengan yang lain.

“Berjalan di pantai daripada diam di satu titik akan mengurangi risiko karena Anda lebih bisa mengendalikan jarak Anda dari orang lain,” kata Dr Blackburn dalam wawancara dengan Alarabiya.

Peralatan Pantai
Dr Blackburn menyarankan, jika ingin ke pantai sebaiknya membawa perkakas atau peralatan sendiri seperti handuk. Memakai handuk sendiri lebih baik daripada menggunakan yang mungkin disediakan di pantai.

“Meskipun risiko penularan dari sesuatu seperti handuk pantai tidak mungkin, membawa sendiri semua (perkakas) dari rumah akan membantu mengurangi risiko lebih lanjut,” sarannya.

Untuk peralatan pantai yang digunakan bersama seperti kursi dan payung, membersihkan dengan tisu desinfektan dapat membantu mengurangi transmisi Covid-19.