BERANDANEWS – Jeneponto, Latihan Kader (LK) II Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jeneponto resmi dibuka oleh Wakil Bupati Jeneponto, Islam Iskandar, SH, di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Jeneponto, Jum’at (28/11/2025).
Kegiatan jenjang pengkaderan di HMI ini diikuti oleh 43 peserta dari berbagai Cabang HMI di seluruh Indonesia.
Wakil Bupati Jeneponto, Islam Iskandar mengawali sambutannya dengan mengenang masa awal kaderisasinya saat mengikuti Basic Training (Bastra).
Ia menilai pengalaman tersebut sebagai bagian dari pembentukan karakter kader HMI sejak dini.
Terkait LK II, Islam mengaku pernah mengalami proses serupa, bahkan Ia menyebut Kader HMI harus tumbuh menjadi pemimpin dengan pikiran orisinal.
“Di LK II, saya tidak hanya sekali bertengkar secara pikiran, tetapi berkali-kali. Itulah proses yang menempamu. Kader HMI harus tumbuh menjadi pemimpin dengan pikiran orisinal. Pemuda harus berani berbeda dan tampil sebagai pembaharu,” ujarnya.
Selain itu, kader HMI harus memiliki keberanian untuk masuk ke ruang-ruang strategis dalam dinamika pemerintahan dan pembangunan daerah. Peran tersebut, katanya, menjadi penting ketika pemerintah tidak mampu melakukan perubahan secara optimal.
“Kalau suatu daerah tidak bisa menghadirkan perubahan signifikan, maka kader dan alumni LK II harus mengambil peran itu. Inilah esensi keberadaan HMI dalam membentuk pemimpin masa depan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengutip kalimat populer Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, “Selesai itu barang,” sebagai simbol penyelesaian masalah secara tuntas. Ucapan itu disebutnya relevan bagi kader yang ingin menjadi problem solver bagi masyarakat.
Sebelum menutup sambutan, Islam Iskandar mengaitkan semangat kader HMI dengan visi pembangunan daerah.
“Lagu HMI mengajarkan kebahagiaan, dan itu sejalan dengan visi pemerintah daerah: Bahagia Jeneponto. Saya berharap kader HMI menjadi bagian dari energi positif itu,” tutupnya.
Kegiatan LK II HMI Cabang Jeneponto di Rujab Bupati Jeneponto ini dihadiri oleh sejumlah pengurus cabang, alumni, serta para instruktur yang siap mengawal proses kaderisasi tingkat menengah tersebut.(*)
