Jemaah haji Indonesia yang Wafat capai 68 Orang, Timwas Haji Soroti Proses Pemeriksaan Kesehatan

Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI sekaligus Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanul Haq

BERANDANEWS – Jakarta, Jemaah haji Indonesia yang wafat sebelum puncak ibadah haji hingga Selasa (27/05/2025) sudah mencapai 68 orang.

Sementara 176.857 jemaah telah tiba di Tanah Suci.

Dilihat dari sebaran umur, lebih dari 50 persen jemaah yang meninggal dunia adalah lanjut usia (lansia). Sementara 45,6 persen lainnya adalah jemaah berusia 41-64 tahun.

Mayoritas jemaah wafat ini adalah laki-laki, angkanya mencapai 64,7 persen. Sementara 35,3 persen lainnya adalah jemaah perempuan.

Lokasi jemaah wafat berada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, KKHI Makkah, dan KKHI Bandara.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI sekaligus Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanul Haq, menegaskan perlunya investigasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proses pemeriksaan kesehatan jemaah haji.

“Komisi VIII selalu menekankan pentingnya istitha’ah dalam kesehatan. Tahun lalu, ada jemaah yang sudah sampai di asrama haji namun tidak jadi diberangkatkan setelah pemeriksaan ulang menyatakan yang bersangkutan tidak layak terbang,” ungkap Maman, dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (26/5/2025).

Namun, lanjut Maman, kejadian serupa tampaknya masih terulang. Ia mencontohkan kasus jemaah asal Sidoarjo yang wafat akibat serangan jantung di dalam pesawat.

“Ini membuktikan bahwa masih ada yang perlu diinvestigasi secara serius,” tegas Politisi Fraksi PKB ini.

Ia pun menyoroti kemungkinan adanya kelonggaran dalam proses pemeriksaan kesehatan.

“Istitha’ah kesehatan ini harus benar-benar dipahami bukan hanya oleh jemaah, tetapi juga tim medis. Jangan sampai ada yang diloloskan karena kedekatan pribadi, seperti saudara atau sahabat,” ujar Maman.

Menurutnya, proses penyaringan kesehatan harus dilakukan secara berlapis dan melibatkan keluarga.

“Keluarga jangan justru mendorong keberangkatan dengan alasan yang tidak logis, seperti keinginan wafat di Tanah Suci. Itu harus diluruskan,” katanya.

Maman mengingatkan bahwa kematian bukanlah sesuatu yang bisa dirancang. Ia pun mendesak agar Kementerian Kesehatan, tim medis, dan keluarga terus menanamkan kesadaran bahwa faktor kesehatan adalah syarat mutlak dalam keberangkatan haji.

“Faktor kesehatan harus jadi prioritas utama,” pungkas Maman.(*)