Tinjau Lokasi Bencana, Kepala BNPB ingatkan jaga Ekosistem Alam

Berandasulsel.com – Luwu Utara, Kunjungan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ke lokasi bencana banjir bandang, selain melakukan peninjauan disejumlah titik bencana, juga mengingatkan kepada jajaran Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan masyarakatnya tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dalam mencegah terjadinya bencana.

Peninjauan tersebut dihadiri oleh Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari Batubara, Kepala Badan SAR Nasional M Syaugi, Anggota Komisi 8 DPR RI, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Bupati Luwu Basmin Mattayang, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani serta jajaran dari BNPB.

Doni Monardo mengatakan dalam dua tahun terakhir ini, Sulawesi Selatan mengalami dua kali peristiwa banjir bandang. Kejadian pertama terjadi di Makassar yang merenggut korban hampir 100 orang. Hal ini terjadi akibat alih fungsi lahan di bagian selatan.

” Adanya perubahan ekosistem dan alih fungsi lahan di bagian selatan. Yang semula kawasan hutan lindung berubah jadi kawasan pertanin semusim, khususnya tanaman jagung. Hal ini harus jadi perhatian dan meningkatkan kesadaran kolektif bahwa ketika jumlah penduduk semakin bertambah dan kebutuhan lahan pertanian semakin banyak, yang harus kita utamakan dan ingat adalah kita harus menjaga keseimbangan alam,” jelas Doni.

Selain itu, Doni berharap jangan sampai ekosistem alam terganggu karena masyarakat dan pemerintah daerah setempat tidak mengelolanya dengan tepat.

Dengan menggunakan helikopter dan mendarat di Bandar Udara Andi Djemma Masamba bersama Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. Doni menceritakan analisa secara visual dari jarak jauh menggunakan helikopter.

”Jika melihat secara visual dari jarak jauh menggunakan helikopter, di wilayah Gunung Lero terlihat sebagian dari kawasan pepohonan itu mengalami longsor dengan kemiringan lebih dari 60 derajat dan yang hampir mendekati 90 derajat.Hal ini yang akan kami analisa lebih lanjut apakah terjadi karena hujan pada tanggal 12 sampai 13 Juli penyebab banjir bandang atau hujan sebelumnya. Serta akan dilakukan kajian terkait akibat potensi pembukaan lahan atau galian yang menyebabkan bencana banjir bandang yang sedang terjadi lebih parah dampaknya,” ungkap Doni.

Kehadiran BNPB akan mempercepat proses bantuan dan melakukan koordinasi dengan Gubernur Sulawesi Selatan untuk setiap rumah yang tergolong rusak berat akan dibantu dengan dana 50 juga rupiah yang diserahkan kepada masyarakat sudah dalam bentuk bangunan. Untuk rumah yang tergolong rusak sedang akan diberikan bantuan dana sebesar 25 juta rupiah, sedangkan yang tergolong rusak ringan akan diberikan bantuan dana sebesar sekitar 10 sampai 15 juta rupiah.

Sementara itu, Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari Batubara juga mengingatkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat Luwu Utara untuk tetap waspada penularan COVID-19 dan melaksanakan protokol kesehatan.

“Kita masih dalam situasi pandemi jadi protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Kita merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun karena belum ada vaksin, protokol kesehatan adalah harga mati. Di wilayah Kabupaten Luwu Utara harus tetap disiplin melakukan protokol kesehatan,” ujar Juliari.(*)