Refleksi Hari Anak Nasional, Bekali Anak dengan Belajar sambil Bermain

Memperingati Hari Anak Nasional setiap 23 Juli bisa dijadikan momen refleksi dalam mengasuh anak. Banyak anak yang sulit beradaptasi sehingga menimbulkan perasaan tertekan terutama saat belajar dari rumah.

Para ahli mengatakan, salah satu cara untuk mengatasi masalah itu pada anak adalah bermain. Tak hanya memperkaya wawasan tentang solusi masalah, bermain juga meningkatkan rasa keberhasilan, mengasah koordinasi motorik, dan mengasah kemampuan sosial. Michele Capurso dalam sebuah penelitian pada 2016, mengatakan, bermain dapat meningkatkan kemampuan untuk coping atau menghadapi dan mengatasi tantangan atau masalah dengan baik dan tenang.

Coping dilakukan dengan mengenali apa masalah yang sedang dihadapi dengan mengurangi stres terlebih dahulu, misalnya mengalihkan perhatian sejenak dengan bersantai atau melakukan pekerjaan lain, salah satunya dengan bermain.

Tantangan yang akan dihadapi anak-anak di masa depan tidak sama dengan yang kita hadapi sekarang. Mereka perlu dibekali bukan saja dari segi akademis, tapi juga dari segi kreativitas, karakter dan kemampuan bersosialisasi yang bisa didapat dari bermain.

Di masa anak belajar dari rumah, masalah yang dialami tidak sedikit. Mulai dari anak-anak harus menahan keinginan belajar langsung di sekolah, sampai ke masalah yang sifatnya teknis seperti penggunaan kuota membengkak, rebutan tools, hingga ruangan yang sinyalnya susah.

Mungkin banyak yang mengira bahwa anak di rumah lebih sering bermain namun kenyataannya proses belajar mengajar tetap berjalan termasuk harus mengerjakan PR. Hal itu terkadang membuat orang tua berpikir bahwa bermain hanyalah kegiatan yang buang-buang waktu sehingga lebih baik waktu dipakai untuk kegiatan yang dianggap lebih bermanfaat.

Manfaat bermain lainnya yakni mengasah motorik baik kasar juga motorik halus. Misalnya sepakbola menggunakan motorik kasar, lalu main manik-manik itu mengasah motorik halus. Bermain sama teman mengasah kemampuan sosialnya. Ketika anak bermain itu adalah coping anak dalam mengatasi masalah.

Proses bermain bisa memberikan manfaat besar bagi anak. Orang tua memberikan kesempatan anak punya waktu bermain, tidak perlu terus-terusan tapi bisa sekali-kali terlibat dalam proses bermain. Dan satu lagi melalui proses bermain bisa meningkatkan ikatan atau bonding antara orang tua dan anak.