BERANDANEWS – Makassar, PSM Makassar akhirnya sudah bisa bernafas lega setelah terbebas dari sanksi FIFA.
Dari pantauan di laman FIFA Registration Bans List, Selasa, (12/08/2025) sudah tidak ada lagi nama PSM yang sebelumnya masih mendapat hukuman.
Skuad Juku Eja dihukum tidak boleh mendaftarkan pemain di bursa transfer BRI Super League 2025/2026 karena dilaporkan eks pemainnya Wiljan Pluim, dikarenakan masalah administrasi transfer Pluim yang belum dibayarkan, sehingga pemain asal Belanda itu melaporkan ke FIFA pada 28 Maret 2025 lalu.
Sanksi tersebut sudah dicabut dan PSM bisa menurunkan skuad terbaiknya di pekan kedua Liga Super.
PSM Makassar akan tandang ke Lampung menghadapi Bhayangkara Presisi Lampung FC, pada Sabtu, (16/08/2025) mendatang.
Sebelumnya pada laga pembuka saat menjamu Persijap Jepara di Stadion Gelora BJ Habibie Pare-pare, PSM hanya memainkan 2 pemain asingnya dan menurunkan sebagian besar pemain U23.
Hal ini membuat PSM gagal memetik kemenangan di depan mata, setelah kebobolan pada menit ke90+8.
“Saya frustasi. Persijap seperti melawan tim PSM U23,” kata Bernardo Tavares selepas pertandingan.
Namun kini, pelatih yang pernah mengantarkan PSM juara Liga 1 itu bisa bernapas lega setelah sanksi tersebut dicabut.
Menurut Dirut I League, Ferry Paulus, PSM sebelumnya masih mendapat sanksi karena masih ada sengketa terkait transfer dengan Pluim.
Namun, saat ini permasalahan tersebut telah rampung setelah manajemen Juku Eja menyelesaikan administrasi kepada legenda tim tersebut.
Sebelumnya manajemen telah menyelesaikan masalah itu, namun ini terkait dengan tunggakan gaji.
Seperti yang disampaikan oleh Manajer Tim, Muh Fajrin.
“Pihak Pluim belum berikan konfirmasi. Ini juga kita pertanyakan dan sayangkan,” kata Muh Fajrin.
“Ketika PSM sudah melaksanakan kewajibannya kenapa dari pihak sana belum beri konfirmasi,” sesalnya.
Karena ketika sanksi FIFA dicabut pihaknya memiliki akses untuk mendaftarkan pemain baru.
“Masih kita tunggu pekan depan,” kata dia.
Muh Fajrin mengatakan bahwa pihaknya sudah melunasi gaji Wiljan Pluim pada 1 Agustus lalu.
Namun setelah pembayaran itu, Ferry Paulus berbicara kepada media, masih ada sengketa berupa transfer. (*)