Petinju Makassar Kembali Sumbang Dua Atlet ke PON XXI Aceh – Sumut 2024

John Yambe peraih medali emas kelas 75-80 Kg Pra PON II - XXI Kupang, NTT 2023. (FOTO: Pertina Makassar)

BERANDANEWS – Makassar, Pengurus Kota Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pengkot Pertina) Makassar kembali menyumbang dua petinjunya mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel) menuju PON XXI Aceh Sumut 2024. Keduanya adalah John Yambe dan Muh Ricky Pratama.

John Yambe meraih medali emas kelas 75-80 Kg  setelah di partai final Pra PON Kedua XXI di GOR  Flobamora, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menumbangkan lawannya, Senin malam (30/10)

Petinju berpangkat Prajurit Kepala (Praka) yang sehari-hari bertugas di Batalyon Infanteri 725/Woroagi itu menang knock out (KO) di pertengahan ronde kedua melawan petinju Lampung, Rusdianto Suku.

Petinju lainnya yakni M Ricky Pratama. Turun di kelas 60-63,5 Kg petinju berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) yang sehari-hari bertugas di SPN Polda Sulsel harus puas di tempat ketiga dengan meraih medali perunggu.

Dengan demikian pada babak kualifikasi (BK) PON kali ini Pertina Kota Makassar total menyumbang delapan atletnya dari 12 petinju Sulsel yang meraih tiket menuju PON XXI Aceh – Sumut 2024.

Sebelumnya pada Pra PON Pertama yang berlangsung di GOR Makassar Sport Hall (GOR Pemuda) di Jl. AP Pettarani Makassar 20-30 Juli 2023 lalu Pertina Makassar meloloskan enam atletnya. Empat putra dan dua putri.

Sementara empat lainnya masing-masing Pertina Maros menyumbang dua petinjunya, Haris Mongga, kelas 80 – 86 Kg (Perak) dan Kore Fira meraih medali emas di kelas 71 – 75 Kg. Sementara Pengkot Pertina Parepare dan Pangkep masing-masing menyumbang satu atlet putri Maria di kelas 57 – 60 (perunggu) dan Feby Meilanda peraih medali perunggu di kelas 54 – 57 Kg.

Cetak Juara Makassar untuk Indonesia 

Ketua Pengurus Kota (Pengkot) Pertina Makassar Muh Tawing mengaku bangga karena atlet-atlet binaanya mampu berprestasi dan banyak menyumbang atlet pada PON XXI Aceh – Sumut 2024 mendatang.

‘’Iini merupakan hasil dari kerja keras dan program latihan yang jelas dan berkesinambungan,’’ tegas Tawing.

Sejak awal Tawing yang sudah tiga periode menakhodai Pertina Makassar ini yakin atlet-atlet binaannya mampu berprestasi di tingkat nasional. ‘’Berdasarkan pengalaman di sejumlah kejuaraan sebelumnya, saya yakin atlet tinju Makassar bisa menyumbang banyak medali untuk Sulsel demi meraih target lima besar di PON Aceh-Sumut,” ujar Tawing.

Sementara itu Ketua KONI Kota Makassar Ahmad Susanto mengapresiasi prestasi petinju Makassar yang mampu berprestasi di level nasional.

‘’Kami tentu sangat bangga. Juga mengapreasiasi apa yang telah dicapai oleh atlet tinju Makassar.  Sebab mereka kembali mampu berprestasi di level nasional. Ini merupakan bukti nyata bahwa kerja keras dan kolaborasi antara KONI Makassar dan pengurus cabor yang selama terjalin dengan baik akan selalu membuahkan hasil positif. Misi kami, ‘cetak juara dari Makassar untuk Indonesia,  saya yakin akan selalu terwujud,” tukas Ahmad Susanto.

Apreasi dan bangga juga disampaikan Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Pertina Sulsel Harpen Reza Ali. Ia mengakui Pertina Makassar punya kontribusi besar terhadap kemajuan tinju di Sulsel.

‘’Prestasi atlet-atlet Makassar untuk Sulsel tidak bisa dipungkiri.  Makassar punya kontribusi dan peran yang sangat besar terhadap kemajuan olahraga tinju di Sulsel. Sayangnya kerja keras ini tidak dibarengi degan perhatian dari Pemerintah Provinsi,’’ tegas Harpen Ali, yang juga Caleg DPRD Sulsel nomor urut 3 dari Partai Demokrat pada Dapil Makassar B meliputi kecamatan Manggala, Panakkukang, Biringkanayya dan Tamalanrea, ini.

Ia menyebut pengurus cabor di level provinsi selama ini berjuang sendiri. ‘’Pengurus cabor sama sekali tidak disupport oleh Pemprov Sulsel. Tidak ada perhatian apalagi dibantu anggaran. Pengurus cabor selama dibiarkan berjuang sendiri,” timpal Sekretaris Umum Pengprov Pertina Sulsel.

Pengurus cabor ‘ lanjut Sri Syahril  ibarat anak ayam kehilangan induk.

”Padahal anggaran yang dialokasikan atas nama prestasi olahraga cukup besar dianggarkan oleh Pemprov Sulsel. Tapi tidak ada sama sekali mengucur ke cabor. Kami berjuang sendiri mencari dana demi nama baik Sulsel. Lalu dikemanakan  semua itu anggaran yang dibahas dan diputuskan di Badan Anggaran (Banggar),” tanya Sri yang sudah 36 tahun menekuni profesinya sebagai jurnalis olahraga ini.

“Karena itu ia meminta kepada para pejabat yang selama ini mengelola anggaran di Pemprov Sulsel untuk segera sadar dan merubah konsep ‘Camidu’ (catat mi dulu) ke konsep yang benar-benar jelas dan terarah. ”Bukan untuk kepentingan memperkaya pribadi oknum pejabat pemerinah,” tegas Sri.(*)