BERANDANEWS – Makassar, Forum Insinyur Muda (FIM) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah Sulawesi Selatan berhasil menyelenggarakan Musyawarah Wilayah (Muswil) pertama mereka di Hotel Grand Imawan, Makassar pada Ahad (01/12) kemarin.
Acara ini diawali dengan Seminar Nasional bertajuk “Kolaborasi Insinyur Muda untuk Berdampak dan Berdayaguna Terhadap Wilayah Sulawesi Selatan”.
Seminar tersebut menghadirkan lima pembicara utama, yakni Direktur Eksekutif Pengurus Pusat PII. Ir. Habibie Razak, FIEAus., EngExec., IntPE(Aus), Dewan Pakar PII Sulsel Prof. Ir. Lambang Basri Said, M.T., Ph.D, ATU, Ketua FIM PII Pusat, Ir. Haudhi Ramdayuza, S.T., IPM, ASEAN ENGINEER, Anggota DPR RI Komisi V Teguh Iswara Suardi, S.T., M.Sc, dan
Ir. Muh. Agung Triady Putra, S.T., IPM selaku Ketua FIM Sulsel yang juga menjadi moderator.
Diskusi dalam seminar menekankan pentingnya kontribusi insinyur muda dalam menciptakan dampak positif melalui kolaborasi lintas sektor untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
Setelah seminar, Muswil dihadiri oleh 14 dari 19 cabang FIM yang terdaftar. Dalam forum ini, Teguh Iswara Suardi, S.T., M.Sc, terpilih sebagai Ketua FIM PII Sulsel yang baru, menggantikan Ir. Muh. Agung Triady Putra, S.T., IPM.
Teguh, yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Bidang Kerjasama Internasional FIM Sulsel, berharap dapat lebih mendengar aspirasi para insinyur muda dan meningkatkan peran FIM dalam pembangunan daerah.
“Saya ingin FIM Sulsel semakin aktif terlibat dalam berbagai program strategis yang membawa manfaat luas bagi masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua FIM Sulsel demisioner, Ir. Muh. Agung Triady Putra, menyatakan keyakinannya bahwa organisasi ini akan terus menjadi ruang bagi insinyur muda untuk berkontribusi, baik dalam pengurangan pengangguran maupun peningkatan kompetensi. Pada periode 2021-2024, kepengurusan pertama FIM Sulsel telah mensukseskan 53 program kerja yang diharapkan berdampak positif terhadap perkembangan profesi keinsinyuran di wilayah tersebut.
“Pemimpin boleh berganti, tapi FIM Sulsel harus tetap menjadi tempat insinyur muda berkembang dan memberikan kontribusi nyata,” tegas Agung.
Ketua FIM PII Pusat, Ir. Haudhi Ramdayuza, juga menyoroti pentingnya penguatan kompetensi insinyur muda Indonesia agar mampu bersaing di level ASEAN, khususnya melalui platform Young Engineers of ASEAN Federation of Engineering Organisations (YEAFEO).
“Era kolaborasi global menuntut insinyur muda untuk terus mengasah kemampuan teknis dan non-teknis. FIM berkomitmen menjadi mitra strategis dalam mendukung hal ini,” jelasnya.
Acara ini menjadi tonggak sejarah baru bagi FIM PII Sulsel, mencerminkan semangat regenerasi dan kolaborasi yang kuat. Dengan kepemimpinan baru, diharapkan FIM Sulsel semakin berperan aktif dalam kemajuan Sulawesi Selatan.(*)