Milenial Lebih Menyukai Game daripada Seks

Saat ini banyak sekali orang yang kecanduan bermain game, bahkan tidak bisa berhenti untuk terus bermain game hingga puluhan jam lamanya.

Lebih mengejutkannya lagi, data terbaru sekaligus studi ilmiah menemukan bahwa video game mungkin menjadi penyebab utama laki-laki muda berhubungan seks lebih sedikit pada saat ini. Menurut statistic terbaru dari General Social Survey (GSS) Univesitas Chichago mengungkapkan hal yang sangat menarik.

Mereka menemukan bahwa pria muda menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan streaming. Mereka juga banyak menghabiskan waktu untuk bermain game konsol dan berinteraksi melalui media sosial.

Laporan menemukan bahwa 23 persen orang dewasa mengatakan mereka tidak melakukan hubungan seks dalam satu terakhir atau lebih lama. Sebagian besar dari mereka adalah pria yang berusia dua puluhan.

Sebagaimana dilansir dari VT, jumlah pria yang mengalami hal ini telah berlipat ganda selama beberapa dekade terakhir. Sementara jumlah pria di bawah usia 30 tahun yang belum pernah berhubungan seks telah meroket hingga delapan persen pada 2008 menjadi 27 persen pada 2018. Profesor Psikologi Universitas Negeri San Diego, Jean Twenge telah mengomentari penemuan ini. Ia menjelaskan bahwa video game dan bentuk hiburan lainnya harus disalahkan dalam kasus ini. Faktanya, saat ini makin sedikit orang yang memutuskan untuk menikah muda karena lama dalam mengambil komitmen.

Ia percaya bahwa semakin banyak generasi milenial yang hidup bersama orangtua, maka akan semakin sulit bagi mereka untuk melakukan hubungan seksual.

“Ada lebih banyak orang di usia dua puluhan yang tidak memiliki pasangan. Jadi dalam keadaan itu, saya pikir seseorang akan lebih sedikit melakukan hubungan seks. Ketika Anda tinggal di rumah, mungkin lebih sulit untuk membawa pasangan seksual ke dalam kamar tidur,” lanjutnya.

Namun, ia mengaku bahwa daya tarik teknologi baru dan semua hiburan yang disediakan tampaknya menjauhkan pria dari seks dan mereka lebih memilih untuk berada di depan layar. “Ada lebih banyak hal yang harus dilakukan pada jam 10 malam daripada 20 tahun yang lalu. Streaming video, media sosial, game konsol, dan yang lainnya,” lanjutnya.

René Bautista, seorang ilmuwan peneliti senior di departemen Statistik dan Metodologi di NORC dan co-direktur GSS, telah menambahkan bahwa studi ini meneliti banyak aspek kehidupan modern.

Video game hanyalah salah satu dari banyak faktor yang diteliti oleh para peneliti.

“Topik khusus lain yang dibahas dalam data 2018 termasuk stigma kesehatan mental, kualitas kehidupan kerja, sikap mengenai aborsi, penilaian diri terhadap kesehatan fisik dan psikologis, dan peran lingkungan alam dalam kehidupan manusia,” tutupnya.(red)