HIKMAH – Dalam kehidupan yang penuh tantangan ini, manusia tak pernah lepas dari dosa dan kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, Allah SWT memberikan sarana untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada-Nya melalui istighfar—permohonan ampun. Istighfar bukan hanya sekadar ucapan “Astaghfirullah”, tetapi sebuah bentuk kesadaran spiritual, penyesalan, dan harapan akan rahmat Allah.
Memperbanyak istighfar tidak hanya berfungsi sebagai penghapus dosa, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan.
Berikut berbagai manfaat memperbanyak istighfar dari perspektif spiritual, psikologis, dan sosial, disertai dalil dari Al-Qur’an dan hadits yang dirangkum dari berbagai sumber :
1. Penghapus Dosa dan Kesalahan
Manfaat utama dari istighfar adalah sebagai penghapus dosa. Allah SWT berjanji akan mengampuni dosa hamba-Nya yang bertaubat dan memohon ampun dengan tulus.
“Dan mohonlah ampun kepada Tuhanmu, lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan memberikan kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang ditentukan…”
(QS. Hud: 3)
Dengan memperbanyak istighfar, seseorang menunjukkan kerendahan hati di hadapan Allah, menyadari kekhilafan diri, dan berusaha memperbaiki kualitas keimanannya.
2. Membuka Pintu Rezeki
Istighfar juga menjadi kunci pembuka rezeki. Dalam Surah Nuh, Allah menyebut bahwa istighfar akan mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi.
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) sungai-sungai.’”
(QS. Nuh: 10-12)
Dari ayat ini, jelas bahwa istighfar membuka jalan untuk mendapatkan kelimpahan rezeki, anak yang baik, serta keberkahan dalam kehidupan.
3. Menenangkan Hati dan Pikiran
Istighfar memiliki dampak luar biasa pada kondisi psikologis seseorang. Ucapan istighfar secara berulang dapat menenangkan hati, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan kesadaran diri. Dalam dunia psikologi, tindakan ini mirip dengan praktik meditasi—menghadirkan ketenangan batin dan fokus pikiran.
Ketika seseorang merasa gelisah, mengingat Allah melalui istighfar dapat menjadi jalan keluar:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
4. Perlindungan dari Musibah dan Kesulitan
Salah satu manfaat istighfar adalah sebagai bentuk perlindungan dari bala dan musibah. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan menjadikan jalan keluar dari setiap kesusahan, kelapangan dari setiap kesempitan, dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan al-Hakim)
Dalam hadits ini, dijelaskan bahwa istighfar menjadi sebab ditolaknya kesulitan dan dibukakannya jalan keluar dari segala masalah.
5. Meningkatkan Kualitas Diri dan Ibadah
Orang yang senantiasa beristighfar akan memiliki kesadaran spiritual yang tinggi, menjadikannya pribadi yang lebih mawas diri dan terus berusaha memperbaiki amal dan ibadah. Ia tidak cepat merasa puas dengan amalnya, dan selalu merasa butuh kepada rahmat Allah.
Dengan istighfar, seseorang akan lebih sering mengevaluasi diri dan tidak mudah terjerumus dalam kesombongan.
6. Dicintai oleh Allah
Allah mencintai hamba yang bertobat. Memperbanyak istighfar adalah salah satu ciri dari hamba yang Allah cintai:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang tobat dan menyucikan diri.”
(QS. Al-Baqarah: 222)
Cinta Allah adalah tujuan tertinggi seorang mukmin. Dengan istighfar, seorang hamba menunjukkan kesungguhan untuk kembali dan memperbaiki diri, serta menggantungkan harapannya hanya pada Sang Pencipta.
7. Teladan dari Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW, manusia yang ma’shum (terpelihara dari dosa), tetap memperbanyak istighfar setiap hari. Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.”
(HR. Bukhari)
Jika Rasulullah SAW saja memperbanyak istighfar, maka apalagi kita yang penuh dengan kekurangan.
Jadi, Istighfar bukan hanya permohonan ampun, tapi juga bentuk pengakuan, penyesalan, dan harapan. Ia adalah jembatan antara manusia dengan Tuhannya, pintu rezeki, penghalau musibah, dan obat hati yang gelisah. Dalam istighfar terdapat kekuatan spiritual yang luar biasa menjadikan hidup lebih tenang, hati lebih bersih, dan jiwa lebih kuat menghadapi segala ujian.
Mari jadikan istighfar sebagai amalan harian, tidak hanya di lisan tapi juga dalam hati dan perbuatan. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang senantiasa kembali dan mendapatkan ampunan serta rahmat-Nya.(*)