Beberapa Kesalahan Kaum Milenial mengelola Keuangan Pribadi

Sebagian dari kaum milenial saat ini ada beberapa diantaranya yang belum bisa mengelola keuangan pribadinya dengan baik, sehingga pendapatan yang diterima selama ini masih terasa kurang. Dari gaya hidup kaum milenial yang terkesan sangat impulsif, menjadikan generasi ini terlihat kurang andal dalam mengelola keuangan. Padahal, banyak kebutuhan di masa depan yang belum terpikirkan seperti biaya pernikahan, cicil mobil, asuransi kesehatan dan masih banyak lagi. Alasan inilah yang membuat millennial wajib mengetahui cara mengelola keuangannya dengan baik.

Kepandaian seseorang dalam mengelola keuangan sangat diperlukan dan harus dijalani sejak dini. Sekarang, saatnya para generasi yang digadang-gadang menjadi penerus bangsa ini sadar akan kesalahan umum yang selama ini dilakukan dalam mengatur keuangan pribadi. Apa saja kesalahan itu? Mari kita bahas satu persatu.

Berpikir Jangka Pendek

Sebagaimana yang sudah dibahas di atas, kesalahan pertama yang dilakukan para kaum milenial adalah terus mengikuti gaya hidup yang impulsif tanpa memikirkan masa depan. Perilaku ini bisa saja dimaklumi karena di tahap awal masih lajang dan merasa punya penghasilan sendiri, maka masih ada dorongan untuk bersenang-senang.

Namun, kesalahan pertama ini harus cepat-cepat dihentikan, karena beberapa tahun ke depan, para kaum milenial sudah memasuki usia ideal untuk menikah. Jadi, kaum milenial yang tidak memikirkan masa depan akan kewalahan saat sudah berumah tangga. Ditambah, kebutuhan hidup di masa yang akan datang juga semakin besar, sehingga mau tak mau harus merencanakan keuangan yang baik sejak dini.

Dasar Pengelolaan Keuangan

Sebenarnya bukan hanya kaum milenial yang mengalami permasalahan seperti ini, banyak juga orang yang belum bisa mengatur keuangannya dengan baik. Padahal mempelajari dan mengetahui cara mengelola keuangan harus dilakukan sedini mungkin, apalagi bagi orang yang sudah mendapatkan penghasilan sendiri. Bila tidak mengetahui apapun soal pengelolaan keuangan, niscaya pendapatan sebesar apapun tidak akan pernah cukup untuk kehidupan seseorang.

Mulailah dari hal yang kecil, contohnya melakukan bujet bulanan. Dengan membuat bujet bulanan, seseorang akan tahu kemana saja uang itu dialirkan. Ingat, cara ini bukan untuk melarang seseorang untuk mengeluarkan uang, tetapi lebih kepada bagaimana cara memantau kemana saja uang itu pergi.

Belum siap Menerima Resiko 

Di sisi lain, milenialdi era saat ini mudah terlena oleh gaya hidup. Mulai dari nongkrong di tempat yang hits hingga membeli banyak produk untuk menunjang fesyen terkini. Dorongan konsumsi yang tinggi seperti ini menyebabkan generasi milenial tidak mempunyai dana darurat untuk menghadapi kebutuhan mendesak.

Misalnya, seorang milenial dengan gaya hidup seperti yang sudah dijelaskan di atas, hanya mempunyai sisa uang untuk kebutuhan primer (makan, minum dan transportasi) untuk menunjang kehidupannya hingga tanggal gajian berikutnya. Disaat yang bersamaan, ia mengalami sakit yang cukup serius sehingga butuh uang untuk ke dokter dan menebus obat. Keadaan ini cukup mendesak dan mengharuskan seseorang untuk mengeluarkan dana lebih.(*)