Banjir Luwu Utara, Sudah ada 17 Korban Meninggal ditemukan

189

Berandasulsel.com – Luwu Utara, Memasuki hari ketiga setelah Banjir bandang yang melanda Kabupaten Luwu Utara, beberapa fasilitas umum seperti Jalan Trans Sulawesi masih putus.

Bahkan, hari ini, Rabu (15/7) sejumlah alat berat masih bekerja membersihkan sedimen banjir bandang yang menutup badan jalan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muchtar mengatakan pihaknya akan segera membuka akses jalan yang terendam sedimen lumpur secepat mungkin dengan mengandalkan puluhan truk untuk mengangkut lumpur ke lokasi pembuangan.

“Akan kami usahakan secepatnya Trans Sulawesi terbuka,” katanya.

Kondisi yang mengharuskan pengendara dari arah Palopo atau Makassar yang ingin ke Masamba ataupun Kabupaten Luwu Timur harus melalui jalan alternatif, jalur Desa Baebunta ke Desa Salulemo, Kecamatan Baebunta, dan keluar di Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba. Begitupula kendaraan dari arah sebaliknya.

Banjir bandang menerjang dua titik di Luwu Utara pada Senin (13/7) malam lalu, dilaporkan sedikitnya sudah ada 17 orang ditemukan meninggal akibat bencana ini.

Sementara itu, Jembatan Balebo di Desa Baloli, putus akibat banjir bandang mengakibatkan lima desa terisolasi, yakni Desa Lero, Desa Sumillin, Desa Masamba, Desa Lantang Tallang, dan Desa Pincara. Satu-satunya akses warga di sana melalui jembatan gantung ke Desa Sepakat, Kecamatan Masamba.

Desa Baloli dan Desa Lero merupakan wilayah aliran Sungai Masamba. Satu dari dua sungai yang diterjang banjir bandang (*).