Penularan Covid-19 bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali pada anak-anak. Ada banyak juga korban pasien COVID-19 dari kalangan anak-anak yang meninggal dunia saat berperang melawan virus ini. Namun gejala COVID-19 lebih ringan pada anak-anak daripada orang dewasa.
Sebuah penelitian terbaru yang dilansir dari laman Hopkinsmedicine, yang diterbitkan dalam Pediatrics of COVID-19 pada anak-anak Tiongkok, 90 persen dari mereka yang dites positif untuk penyakit ini memiliki gejala ringan atau tidak ada sama sekali.
Gejala demam dan batuk merupakan gejala umum COVID-19 yang dialami pada orang dewasa dan anak-anak, sesak napas lebih mungkin dialami oleh orang dewasa. Gejala pneumonia pada anak bisa jadi kurang begitu tampak. Mereka juga dapat mengalami sakit tenggorokan, kelelahan berlebihan atau diare.
Selain itu, bukan tidak mungkin anak-anak tertular COVID-19 dan orangtua harus tetap waspada jika anak mereka didiagnosis dengan atau menunjukkan tanda-tanda penyakit tersebut.
Dalam penelitiannya, 10 persen bayi yang positif COVID-19 masuk ke tahap kritis yang sangat mengkhawatirkan bagi kondisi kesehatannya. Persentase kritis COVID-19 pada anak-anak memang lebih rendah daripada orang tua, tetapi ada kasus yang jarang terjadi pada anak-anak di setiap kelompok umur yang membutuhkan rawat inap.
Untuk itu, bagi orang tua, sangat penting untuk mengikuti pedoman ini jika Anda berpikir anak Anda menderita gejalanya dan didiagnosis positif Covid-19. Sebaiknya orang tua dan pengasuh harus mempercayai naluri mereka dan menghubungi dokter anak jika anak tampak sakit, terutama jika mengalami batuk atau demam. Bagi orang tua atau pengasuh harus segera menghubungi perawatan medis darurat jika mereka melihat gejala seperti :
1. Kesulitan bernapas atau menarik napas
2. Mual dan muntah terus-menerus.
3. Kebingungan dan lemas hingga sulit bangun.
4. Bibir kebiruan.
Semoga bermanfaat.