BERANDANEWS – Makassar, Calon Gubernur Sulawesi Selatan Moh Ramdhan Pomanto memaksimalkan 10 hari terakhir kampanye di Makassar sebelum waktu pencoblosan 27 November 2024.
Selama masa kampanye, Pasangan Nomor Urut 1 Danny-Azhar Arsyad (DIA) telah mengunjungi 24 kabupaten/kota di Sulsel bertemu dengan masyarakat dan memaparkan visi-misinya untuk pemerintahan yang lebih baik ke depan.
Dalam kampanye di Makassar, Danny Pomanto bertemu dengan pendukung dan simpatisan di Jalan Muh Yamin Baru, Bara-Barayya Timur, Kota Makassar, Ahad (17/11).
Danny Pomanto tidak sendiri, ia hadir bersama Calon Wali Kota Makassar Indira Yusuf Ismail. Teriakan kemenangan terdengar jelas di posko pemenangan INIMI-DIA.
Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar Indira Yusuf Ismail-Ilham Fauzi (INIMI) maju di Pilwakot Makassar dengan Nomor Urut 3.
Sedangkan, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel Danny Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) bertarung di Pilgub Sulsel dengan Nomor Urut 1
“Hari ini saya berdua bersama dengan ibu Indira membersamai kita, saatnya saya akan keliling kembali melepas rindu saya di Kota Makassar,” kata Danny Pomanto.
Di hadapan ratusan pendukung INIMI-DIA, Danny Pomanto mengajak masyarakat untuk menolak politik uang. Menurutnya, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah moment untuk merubah nasib tambah baik.
“Hati-hatiki dengan politik uang, marena uang itu kurang uang setengah mati, tapi kalau di kasih uang mati setengah. Jadi caranya lawan dengan kecerdasan,” tegasnya.
Kota Makassar di bawah kepemimpinan Danny Pomanto telah memberikan banyak perubahan. Nasib tenaga kebersihan, tenaga honor, hingga RT/RW berubah drastis.
Perubahan nasib itu berkat komitmen pemimpin yang ingin merubah nasib tambah baik. Bahkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Makassar naik dari Rp500 miliar menjadi Rp1,5 triliun tahun ini, dan diprediksi tahun depan Rp2 triliun.
“Kita pilkada untuk merubah nasib. Dulu itu penyapu jalan kita hanya Rp25 ribu sekarang Rp2,4 juta di luar BPJS. Itu semua karena kita tidak salah mencoblos,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk tidak gampang percaya dengan program yang berindikasi pada kemunduran Kota Makassar ke depan. Salah satunya iuran sampah gratis.
Program yang seolah-olah terlihat membantu masyarakat namun menurutnya tidak. Sebab, iuran sampah sudah duatur di dalam regulasi.
“Kalau soal iuran sampah yang memberatkan karena ada permendagrinya (regulasi), saya ini sudah mengambil kebijakan, bagi orang yang tidak mampu lihat rumahnya setengah saja kita subsidi,” tuturnya.
Termasuk kesehatan gratis di mana saat ini sudah diterapkan di Kota Makassar melalui inovasi Home Care Dottorota. Bahkan Kota Makassar punya tiga lapis layanan kesehatan, yaitu JKN-KIS, Home Care Dottorota, dan Jamkesda
“Kalau kita sakit kita telpon 112 datang ji dokter di rumah. Bukan persoalan lagi gratis tapi kualitasnya,” tutupnya.(*)