BERANDANEWS – Tana Toraja, Dalam kunjungan kampanye dialogis di Tongkonan Bunto to Pasa, Sanggalla, Kabupaten Tanah Toraja, calon gubernur Sulawesi Selatan Danny Pomanto mendapat dukungan dari masyarakat setempat.
Tokoh adat Tanah Toraja, Stefanus Malongan, menitipkan banyak harapan kepada pasangan Danny Pomanto-Azhar Arsyad.
“Kami tetap ingin Tanah Toraja tetap utuh budaya dan tradisinya. Danny adalah siri dan harga dirinya Toraja,” ujarnya di sela silaturahmi Paslon DIA dia Sanggalla Tana Toraja, Jumat (8/11)
Termasuk agar nilai-nilai leluhur tetap terpelihara, baik di Tanah Toraja maupun di wilayah lain yang banyak dihuni oleh orang Toraja.
Sebagai simbol aspirasi dan harapan tersebut, Stefanus memberikan cendera mata berupa miniatur rumah tongkonan kepada Danny Pomanto.
“Rumah tongkonan ditopang oleh beberapa tiang, yang bermakna sebagai tiang-tiang yang mempersatukan. Kami berharap adat leluhur kami tetap dipelihara,” jelas Stefanus.
Stefanus juga meminta agar jika Danny terpilih menjadi gubernur, dia dapat membantu mengembalikan dan melestarikan adat serta tradisi Toraja.
“Kami titipkan adat leluhur kami, tolong dipelihara, dan yang hilang agar dikembalikan,” tuturnya.
Walikota Makassar dua periode inipun menerima aspirasi tersebut dengan baik, dan berkomitmen untuk mendukung pelestarian budaya di Sulawesi Selatan, termasuk tradisi dan adat Toraja.
Calon gubernur Sulawesi Selatan, Danny, memuji nilai seni dan filosofi yang terkandung dalam Tongkonan Buttu to Pasa di Sanggalla.
Menurut Danny, tongkonan yang dihiasi 100 tanduk kerbau tersebut memiliki makna mendalam dalam budaya Toraja.
“Jika budaya hilang, maka hilang pula jati diri kita. Siapa pun yang tidak menghargai budaya, akan kehilangan segalanya,” tegasnya.
Danny berjanji untuk mengembalikan tradisi dan simbol budaya Toraja yang telah hilang, termasuk patung Tedong dan tongkonan yang dihilangkan di beberapa tempat.
Stefanus merasa bersyukur mendengar paparan Danny, khususnya terkait pelestarian budaya dan tradisi Tanah Toraja akan diakomidir DIA jika menahkodai Sulsel. (*)
