Jadi Figur Ideal, Danny Pomanto terbukti Sukses Torehkan Kepemimpinan di Makassar

Akademisi UINAM, Dr.Ibnu Hajar Yusuf, S.Sos, M.I.Kom

BERANDANEWS – Makassar, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto selama memimpin ibu kota Sulawesi Selatan, banyak program yang menjadikan Kota Makassar sebagai pilihan kegiatan, bahkan kota ini juga menerima sejumlah penghargaan karena inovasi-inovasinya.

Danny Pomanto dinilai selalu mampu menorehkan beragam prestasi sejak periode pertama memimpin Makassar.

Penghargaan yang diraih Kota Makassar hingga saat ini adalah bentuk dari upaya dan kerja keras pemerintah kota didukung dengan supports dari masyarakat untuk mewujudkan Makassar menuju kota dunia. Contoh saja, Makassar berhasil meraih Adipura ASEAN, Top Inovasi Pelayanan Publik, Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK Sulsel, hingga membawa Makassar masuk daftar kota pintar dunia.

Akademisi UIN Alauddin Makassar Ibnu Hajar Yusuf menilai sosok Danny Pomanto layak diperhitungkan dalam perpolitikan di Sulawesi Selatan, termasuk pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

“Dalam mengulas Pilgub Sulawesi Selatan 2024, munculnya berbagai figur dari berbagai latar belakang seperti polisi, birokrat, TNI, dan Polisi menjadi sorotan yang mengindikasikan intensitas kompetisi dalam ajang tersebut. Sejumlah tokoh seperti Danny Pomanto, Ibu Indah, IAS, Adnan YL, Irwan Aras, Rusdi M, Sudirman S, Panglimata, dan Fadil Imran telah menjadi perbincangan di media massa. Sebagai masyarakat Sulawesi Selatan, kami menilai kepemimpinan masa lalu dan saat ini sebagai kriteria penting dalam menilai para calon pemimpin tersebut”, jelas Ibnu Hajar.

Selain itu menurut Doktor Ilmu Sosiologi ini beranggapan, Danny Pomanto, dengan julukan “Anak LorongNa Makassar”, telah menunjukkan kepemimpinan fenomenal selama dua periode sebagai Walikota Makassar. Ia dikenal sebagai pemimpin yang humanis, cerdas, dan visioner dalam pembangunan kota, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Program-program inovatifnya, seperti transformasi lorong menjadi tempat wisata (Longwis), mencerminkan dedikasinya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan lingkungan yang lebih produktif, bersih, sehat, dan nyaman”, jelasnya.

Menurutnya Konsep “touch the heart” yang diterapkan Danny Pomanto menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap kebutuhan dan aspirasi warga, membangun hubungan yang erat dan penuh cinta antara pemimpin dan rakyatnya.

“Dari perspektif fungsionalisme dalam sosiologi, kepemimpinan Danny Pomanto dapat dipahami sebagai bagian dari struktur sosial yang bertujuan menjaga stabilitas dan kohesi dalam masyarakat Sulawesi Selatan. Dengan prestasi dan inovasinya yang terus berkembang, Danny Pomanto memiliki potensi besar untuk memenangkan pertarungan dalam Pilgub 2024, didukung oleh tingkat ketertarikan dan dukungan yang tinggi dari masyarakat Sulawesi Selatan”, terangnya.

Danny Pomanto memiliki perananan yang dekat dengan rakyat dan komitmennya dalam membangun iklim pemerintahan yang sehat menunjukkan bahwa ia merupakan figur yang ideal bagi masyarakat Sulawesi Selatan, yang menginginkan pemimpin yang mampu memimpin tanpa batas, memperhatikan kepentingan rakyatnya dengan penuh dedikasi.
.
Dalam kerangka teori fungsionalisme, kepemimpinan Danny Pomanto dapat dipahami sebagai bagian integral dari struktur sosial yang bertujuan untuk menjaga stabilitas dan kohesi dalam masyarakat Sulawesi Selatan. Danny Pomanto tidak hanya dilihat sebagai individu yang memegang posisi politik, tetapi juga sebagai agen yang bertanggung jawab dalam menjaga fungsi-fungsi sosial yang penting bagi kesejahteraan masyarakat.

Pertama-tama, Danny Pomanto berperan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kepemimpinan yang stabil dan efektif. Melalui kepemimpinannya yang visioner dan inovatif, Danny Pomanto berhasil merumuskan dan melaksanakan berbagai program pembangunan yang mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Transformasi lorong menjadi tempat wisata (Longwis) dan program “touch the heart” merupakan contoh nyata bagaimana ia mampu menanggapi permasalahan sosial dan lingkungan dengan solusi yang kreatif dan progresif.

Kedua, Danny Pomanto berperan dalam menjaga harmoni sosial dan stabilitas politik di tingkat lokal. Dengan menciptakan hubungan yang erat dan penuh cinta antara pemimpin dan rakyatnya, ia mampu membangun iklim sosial yang harmonis dan produktif. Konsep “leading with heart” yang diterapkannya memperkuat keterhubungan antara pemimpin dan masyarakat, sehingga meminimalisir potensi konflik dan ketegangan dalam masyarakat.

Ketiga, Danny Pomanto berperan dalam memperkuat legitimasi dan dukungan sosial bagi pemerintahannya. Melalui prestasi-prestasi dan inovasi-inovasinya yang terus berkembang, ia berhasil mendapatkan kepercayaan dan dukungan yang luas dari masyarakat Sulawesi Selatan. Dukungan ini tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang dipilih secara demokratis, tetapi juga memperkuat stabilitas politik dan sosial di tingkat lokal.

Dengan demikian, melalui analisis dari perspektif fungsionalisme, kita dapat memahami peran dan pengaruh penting yang dimainkan oleh Danny Pomanto dalam menjaga stabilitas, kohesi sosial, dan efektivitas pemerintahan di Sulawesi Selatan. Kepemimpinannya tidak hanya dipandang sebagai responsif terhadap kebutuhan masyarakat, tetapi juga sebagai faktor yang penting dalam memelihara harmoni dan kemakmuran di tingkat lokal.(*)