Menhub : Kehadiran Makassar New Port diharap Mendongkrak Perekonomian di Wilayah Timur Indonesia

Peresmian pelabuhan Makassar New Port (MNP) dan akses tol ke MNP

BERANDANEWS – Makassar, Keberadaan Makassar New Port diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di wilayah Indonesia timur.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Makassar New Port di Kota Makassar, Kamis (22/02).

“Semoga konektivitas maritim Indonesia bisa semakin tangguh, efisien, dan berdampak besar bagi kemajuan bangsa,” kata Menhub

Kehadiran Makassar New Port bertujuan untuk memperkuat peran Makassar sebagai pintu gerbang logistik di kawasan timur Indonesia serta mendukung konektivitas jalur perdagangan internasional.

“Makassar New Port adalah satu dari dua pelabuhan di Indonesia yang kokoh dan siap menerima kapal-kapal besar dari seluruh dunia. Apalagi kapasitasnya saat ini sudah mencapai 2,5 juta TEUs (kontainer berukuran 20 kaki) per tahun,” katanya.

Makassar New Port, menurutnya merupakan energi baru bagi Indonesia, sebab menjadi hub Indonesia dan hub internasional yang berkelas dunia.

Sementara Presiden Jokowi menyampaikan Makassar New Port merupakan pelabuhan besar di Indonesia bagian timur yang diharapkan bisa mengefisiensi biaya logistik diPelabuhan ini akan menjadi pelabuhan besar di Indonesia bagian timur yang kita harapkan bisa mengefisiensi biaya-biaya logistik yang ada di tanah air kita,” kata
Presiden Jokowi.

Presiden menyatakan bahwa sepuluh tahun yang lalu biaya logistik di Indonesia berada di angka 24 persen. Padahal, negara-negara lain berada di angka 9 persen sampai 12 persen.

Menurut Presiden, penyebabnya karena tidak terintegrasinya pelabuhan dengan kawasan industri.

“Sekarang, biaya logistik kita sudah turun kurang lebih 14 persen. Sudah turun banyak, tetapi tetap masih sedikit lebih tinggi dari negara-negara lain. Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama,” katanya.

Presiden juga menyinggung masalah dwelling time yang dulu bisa mencapai lima sampai tujuh hari dan menurutnya sangat tidak efisien. Namun, hal tersebut sudah dapat teratasi, di mana saat ini rata-rata dwelling time sudah berada di bawah tiga hari.

Adapun kapasitas Makassar New Port sudah ditingkatkan sebesar 150 persen, dari semula 1 juta TEUs menjadi 2,5 juta TEUs per tahun. Waktu sandar kapal di pelabuhan juga meningkat, yakni maksimal 24 jam dari sebelumnya 48 jam.(*)