400 Huntara untuk Korban Banjir sementara Dibangun

Berandasulsel.com – Luwu Utara, Bangunan untuk hunian sementara (huntara) bagi korban banjir bandang di Luwu Utara sudah mulai dibangun, sejak Rabu, (22/7). Huntara tersebut merupakan bentuk bantuan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Utara serta TNI dan Polri. Semua berkolaborasi untuk bergerak mempercepat pembangunan hunian sementara bagi para pengungsi korban bencana banjir bandang Luwu Utara.

Lokasinya di Panampung, Desa Radda, Kecamatan Baebunta, dan juga di Masamba. Sekaligus ini menjawab keinginan Bupati Lutra, Indah Putri Indriani agar pembangunan huntara dipercepat.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKP2) Kabupaten Luwu Utara (Lutra), Syamsul Syair, menyebutkan, aparat TNI telah mulai membangun pondasi huntara di wilayah Panampung, Desa Radda, Baebunta, Luwu Utara.

Kata dia, ada 400 huntara yang akan dibangun. Tidak hanya di Baebunta, tetapi juga ada di Masamba.

Rencananya, pembangunan huntara akan selesai atau rampung dalam satu bulan. “Menurut informasi dari TNI, huntara ditargetkan selesai selama satu bulan,” ungkapnya.

Bupati Lutra, Indah Putri Indriani berharap, huntara cepat rampung dan segera ditempati oleh korban banjir yang telah kehilangan tempat tinggal.

“Kami ingin memastikan mereka bisa hidup layak meski ditengah pengungsian,” terangnya.

Sebelumnya, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah memberi instruksi Pemprov – Pemda membangun hunian sementara untuk masyarakat pengungsi yang terdampak bencana banjir bandang.

“Pemerintah tidak akan membiarkan rakyat di sana tidur dan hidup di bawah tenda terpal. Nanti akan muncul masalah baru, penyakit kalau mereka tetap hidup di bawah tenda,” sebutnya usai meninjau langsung banjir Lutra.

Sebelumnya usai melakukan kunjungan pertama pada, 18 Juli 2020, Nurdin mengatakan, bagaimana pemerintah menyiapkan tempat pengungsian standar layak tempat hidup, sehingga mereka tidak lagi numpang di rumah-rumah warga lainnya. Temasuk bagi mereka yang tinggal di tenda.

“Karena kasihan akan muncul masalah baru kalau ini tidak cepat kita atasi, sehingga provinsi mengambil inisiatif membangun rumah hunian sementara, ini layak,” ujarnya.

Hunian yang dibangun ini bekerja sama TNI/ Polri untuk dibangun. Hunian dengan standar daerah bencana.

“Jadi nanti setelah mereka pindah kediaman mereka sendiri, mereka hunian sementara ini kita simpan, kita ini rawan bencana,” jelasnya.

Tidak ketinggalan perhatian pada anak-anak juga penting. “Inikan yang kita lakukan karena anak anak ini tidak bisah dipisahkan dengan orang tuanya, makanya tempat tinggal hunian sementara ini penting termasuk masalah pendidikan mereka,” sebutnya.

Pembangunan rumah sementara ini penting. Agar masyarakat tetap terjaga kesehatannya termasuk di era pandemi saat ini.

“Saya terus terang kondisi Pandemik covid-19 sekarang ini yang kita khawatirkan klaster baru di pengungsian. Makanya itu yang harus kita jaga. Saya akan bawa banyak masker,” imbuhnya.

Selain itu, bagi warga yang tinggal di bantaran sungai akan direlokasi untuk tidak tinggal di daerah tersebut. Nurdin menyebutkan bahwa rumah yang akan dibangun tipe 36 yang akan dibangun oleh Kementerian PUPR dengan dana APBN.

Ia menilai respon pemerintah pusat begitu besar pada peristiwa banjir bandang di Luwu Utara ini.

Sedangkan, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sulsel Junaedi menyebutkan dana tanggap darurat sementara untuk Luwu Utara sebesar Rp 5 miliar.

“Rp 5 miliar kami berikan untuk Luwu Utara,” sebutnya. (*)