Upacara Peringatan Korban 40.000 Jiwa, Wagub : Tidak ada lagi Toleransi terhadap Penjajahan

136

Berandasulsel.com – Makassar, Dalam rangka memperingati Hari Korban 40.000 Jiwa Rakyat Sulsel ke-74 Tahun, digelar Upacara yang dipimpin Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman di Monumen Korban 40.000 Jiwa di Jalan Langgau, Kota Makassar, Jumat (11/12).

Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) hingga TNI-Polri turut hadir dalam acara tersebut. Letkol Wendy Bahtiar bertindak sebagai komandan upacara.

Dalam sambutannya, Wagub Andi Sudirman membacakan sejarah singkat perihal pembantaian 40.000 jiwa rakyat Sulsel oleh Belanda yang dipimpin Kapten Raymond Westerling. Para korban kemudian dikuburkan secara massal di sebuah lokasi yang kini menjadi Monumen Korban 40.000 Jiwa.

“Jika kita mengenang kembali peristiwa itu, tentu hal ini sangat menyayat hati, melihat begitu sadis dan begitu tidak berprikemanusiaan. Peringatan ke 74 th Korban 40.000 bukan momentum untuk balas dendam, tapi melanjutkan dalam bentuk lain, yaitu mendorong ekonomi semakin baik, masyarakat semakin sejahtera karena pembangunan merata dan berkeadilan,” kata Andi Sudirman

Dalam sebuah wawancara, Wagub Sulsel mengajak untuk berjuang bersama mencegah Covid 19.

“Para pahlawan telah mengorbankan jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan salah satunya dengan cara bergotong royong. Tentu semangat bergotong royong ini kembali diuji di masa pandemi Covid 19 ini,” katanya.

Ia menyebutkan Bangsa Indonesia menghadapi persoalan kehidupan yang besar termasuk menghadapi Covid 19. “Semangat Perjuangan sedang diuji saat ini, bagaimana kita bekerja sama, bagaimana kita survive untuk menghadapi persoalan kehidupan bangsa termasuk menghadapi Covid 19,” sebutnya.

Wagub Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman berpesan agar semangat momentum peringatan Korban 40.000 jiwa di Sulsel terus berkobar dan tidak ada lagi toleransi terhadap penjajahan.

“Jangan surut spirit kita, terus berjuang mengisi kemerdekaan dan tidak ada lagi toleransi terhadap penjajahan, termasuk bagaimana kita bersama memajukan Indonesia ke depan,” pungkasnya. (*)