TGUPP dorong Percepatan Operasional LTSA-PMI

Berandasulsel.com – Makassar, Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 tahun 2017 Tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia mendorong kehadiran negara untuk berperan aktif memberikan percepatan proses layanan terbaik bagi warga negara yang migrasi kerja di luar negeri. Pembangunan Layanan Terpadu Satu Atap untuk Pekerja Migran Indonesia di Parepare, Sulawesi Selatan, diharapkan memudahkan seluruh tahapan proses bagi pekerja sekaligus mendapatkan pekerjaan yang layak, terlindungi dan memudahkan tanpa adanya berbagai pungutan yang tidak sesuai dengan ketentuan.

Menurut Koordinator Kemasyarakatan dan Budaya di Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan Sulawesi Selatan Ariady Arsal, tujuannya untuk mendorong percepatan operasional LTSA-PMI untuk membantu warga Sulsel yang siap bekerja di luar negeri. Hal tersebut disampaikan dalam monitoring pembangunan Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang digelar Senin (7/9).

“Layanan dari Dinas Tenaga Kerja sudah diuji cobakan, demikian pula dengan kesiapan dari BPJS Ketenagakerjaan, Bank Sulselbar, Disdukcapil sudah siap beroperasi. Untuk itu, beberapa hal yang belum selesai agar dapat dituntaskan sehingga layanan bagi masyarakat luas dapat segera terasa”, kata Ariady Arsal.

Sementara penanggung jawab operasi layanan LTSA -PMI dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulsel, Syamsi Alang mengatakan, saat ini dalam tahap penyelesaian adalah tempat untuk Orientasi Pekerja Migran serta ruangan untuk pemeriksaan Kesehatan serta ruang tunggu bagi calon pekerja migran, khususnya di masa pandemi Covid-19 yang membutuhkan tambahan mengingat perlu adanya pembatasan dan jarak dalam ruangan. Target yang diminta TGUPP untuk percepatan operasional diupayakan bisa dipenuhi dan siap diusulkan untuk dilaunching Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah sebagai kado Hari Jadi Sulsel pada Oktober mendatang.

Saat ini perizinan operasi dari Kementerian Dalam Negeri telah diajukan dan diharapkan dapat segera diperoleh selambatnya pekan ke-2 bulan September ini.

Ada sekitar 90 persen calon Pekerja Migran yang telah terdata siap bekerja di sektor pertanian dengan berbagai keahlian, mencakup teknisi kebun, pabrik pengolahan dan tenaga administrasi. (ril)