Terkesan Tidak Transparan, DPRD Soroti PAD di BBI Rante Damai

Rapat pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) di ruang Musyawarah DPRD Luwu

BERANDANEWS – Luwu, Anggota Panitia Khusus (Pansus) LKPJ 2024 DPRD Luwu menyoroti pengelolaan lahan Balai Benih Ikan (BBI) Rante Damai yang dinilai multifungsi. Selain untuk pembibitan ikan, lahan BBI seluas dua hektare itu juga dimanfaatkan untuk menanam padi.

Namun, para anggota pansus mempertanyakan transparansi sumber pendapatan dari BBI tersebut. Mereka menilai selama ini tidak dijelaskan secara rinci apakah pendapatan berasal dari kegiatan pembibitan benih ikan atau dari hasil penanaman padi.

Akbar Sunali, anggota Pansus dari Fraksi PPP, menilai perlu dilakukan penelusuran terhadap pengelolaan BBI. Menurutnya, dengan luas lahan dua hektare dan masa panen padi yang bisa dilakukan dua kali setahun, potensi pendapatan dari sektor pertanian cukup besar.

“Semoga saja, dan harapan kita, hasil dari padi di BBI itu masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena itu penting untuk ditelusuri lebih lanjut,” ujar Akbar dalam rapat pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) di ruang Musyawarah DPRD Luwu, Selasa, (15/04/2025).

Pernyataan serupa disampaikan Wahyu Napeng, anggota DPRD Luwu dari Fraksi PDI Perjuangan. Ia meminta Kepala Dinas Perikanan untuk menjelaskan secara rinci berapa besar pendapatan dari penanaman padi di BBI Rante Damai.

“Penanaman padi ini kan punya siklus, sekitar enam bulan. Berapa luas yang ditanami per hektare? Berapa hasil panennya? Dan berapa yang masuk ke PAD? Ini semua butuh penjelasan,” tegas Wahyu.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perikanan Luwu, Baharuddin, menyatakan bahwa penanaman padi dilakukan sesuai kebutuhan. Ia menjelaskan bahwa tidak semua kolam dimanfaatkan untuk padi setiap tahunnya.

“Kadang bergantian, kita tanami padi atau gunakan untuk benih ikan, tergantung kebutuhan. Bahkan kadang hanya satu atau dua kolam saja yang ditanami padi,” jelas Baharuddin.

Ia juga menambahkan bahwa penanaman padi merupakan inovasi pengelola BBI untuk membantu mengejar target PAD. Sebab, pendapatan dari pembibitan ikan saja dinilai belum cukup.

“Pendapatan dari benih ikan kecil, tidak mampu mengejar target PAD. Jadi kalau ada kolam yang tidak terpakai, teman-teman di BBI menanaminya dengan padi,” ungkapnya.(*)