BERANDANEWS – Makassar, Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 1, Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad sangat menghargai budaya di Sulsel.
Danny-Azhar dengan akronim DIA itu, bahkan menggunakan perahu Pinisi ke lokasi Kampanye Akbar, di anjungan MNEK kawasan Center Point of Indonesia (CPI) Makassar, Jumat (22/11).
Sekira pukul 15.53 WITA, Danny-Azhar bersama rombongan tiba di panggung kampanye. Dua kapal Pinisi yang digunakan sandar tepat di belakang panggung.
Lagu kebesaran INIMI DIA menyambut kedatangan Danny-Azhar. Para pendukung Danny-Azhar juga menyalakan Flare.
Anjungan MNEK dibanjiri lautan pendukung dengan mengenakan atribut Orange. Estimasinya diperkirakan sekira 50 ribu orang memadati area kampanye akbar.
Masing-masing partai pengusung dan pendukung juga mengibarkan bendera kebesaran partainya. Ada PDI Perjuangan, PPP, PKB, Partai Buruh, Partai Umat dan PBB.
Pada debat kandidat perdana, Danny Pomanto memang menyampaikan komitmennya mau merawat kearifan lokal masyarakat Sulsel. Juga membawa budaya Sulsel semakin unggul.
Danny Pomanto awalnya berbicara tentang toleransi umat beragama. Selama menjabat wali kota Makassar dua periode, Danny Pomanto berhasil membawa keluar Makassar sebagai 10 besar kota intoleran.
“Selama di Kota Makassar, kita membuat ekosistem moderasi dan toleransi yang sangat baik. Pada saat saya masuk, Makassar masuk 10 besar kota intoleran, hanya dalam satu tahun, dia keluar dari siklus 10 besar intoleran,” kata Danny Pomanto saat debat perdana, di Hotel Four Point by Sheraton Makassar, pada Senin lalu, 28 Oktober 2024.
Soal budaya, Danny Pomanto sangat menghargai. Dia bahkan mengabadikan salah satu simbol budaya dengan membangun rumah adat Tana Toraja di sekitaran anjungan MNEK.
“Kami mengabadikan semua keistimewaan Sulawesi Selatan, kami bangun rumah adat Toraja, utuh ada Tedong Bonga-nya, utuh ada Longa-nya, utuh dan sekarang menjadi kebanggaan Kota Makassar,” sebut Danny Pomanto, mengutip detikcom.
“Kami membangun pinisi di tengah kota untuk menjadi pelajaran bagi anak-anak di Kota Makassar. Ternyata moderasi dan penghargaan kepada keistimewaan-keistimewaan budaya itu harus dengan pendidikan,” sambungnya.
Tidak sampai di situ, Danny Pomanto juga menyatukan budaya-budaya di Sulsel pada moment pelaksanaan event internasional Makassar F8.
“Kita membuat Festival F8. Di situ kita melihat bagaimana kita meramu kehebatan budaya kita yang luar biasa, budaya Toraja, Bugis, Makassar, Mandar dan budaya-budaya lain termasuk budaya-budaya Kajang, Tollotang, budaya-budaya yang begitu lengkap kita miliki,” ungkap Danny Pomanto.
Event Makassar F8 diketahui masuk dalam Kharisma Event Nasional (KEN) 2024 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Dengan begitu, lanjut Danny Pomanto mengajak seluruh masyarakat Sulsel untuk terus menjaga dan menghargai budaya.
Dia memiliki quote. Agar masyarakat juga terus berguru dari sejarah.
“Berguru-lah dari sejarah, belajar-lah dari budaya. Tanpa budaya, tanpa sejarah, masa depan tanpa arah’,” tegasnya. (*)