Tanda Puasa Ramadhan kita Diterima

Ilustrasi Tanda Puasa Ramadhan kita Diterima

Tidak terasa, Ramadhan akan segera meninggalkan kita.

Selama satu bulan umat muslim melaksanakan puasa dan berbagai ibadah lainnya. Tentu saja, kita tidak ingin puasa kita hanya meninggalkan lapar dan haus tanpa bernilai pahala di sisi Allah SWT.

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

Artinya, “Begitu banyak seseorang yang sedang berpuasa hanya menyisakan lapar dan haus,” (HR. Imam Ibnu Majah).

Sebelum meninggalkan Ramadhan, apakah puasa kita selama ini diterima oleh Allah? Berikut ciri-ciri ini bisa menjadi gambaran puasa kita diterima dan bahan intropeksi diri.

Tanda orang yang diterima puasa Ramadhannya adalah dengan berkomitmen tidak melakukan maksiat atau taubat secara sungguh-sungguh.

فمَنِ اسْتَغْفَرَ بِلِسَانِهِ وَقَلْبُهُ عَلَى الْمَعْصِيَةِ مَعْقُوْد، وَعَزْمُهُ أنْ يَرْجِعَ إلَى المَعَاصِي بَعْدَ الشَّهْرِ ويَعُوْدُ؛ فَصَوْمُهُ عَلَيْهِ مَرْدُوْدٌ، وَبَابُ القَبُولِ عَنْهُ مَسْدُوْدٌ

Artinya, “Siapa yang meminta ampunan secara lisan akan tetapi hatinya bertaut pada kemaksiatan, serta merencanakan untuk kembali melakukan maksiat setelah bulan puasa, maka puasanya ditolak dan pintu penerimaan tobat ditutup,” (Lathaiful Ma’arif, halaman 484).

Maka sudah seharusnya Ramadhan menjadi momen untuk memperbaiki diri secara konsisten dan bertaubat memohon ampun kepada Allah.

Sehingga, tanda puasa Ramadhan diterima adalah adanya perubahan positif pada dirinya dan lebih mendekatkan diri pada Allah. Meskipun begitu, yang menentukan dan mengetahui secara pasti puasa Ramadhan seseorang diterima hanya Allah SWT.

Selain itu, setelah Ramadhan umat muslim dianjurkan untuk melanjutkan puasa Syawal, selama tujuh hari mendatang. Bagi yang melakukan amalan tersebut, bisa menjadi salah satu tanda orang yang sukses di bulan Ramadhan.

أَنَّ مُعَاوَدَةَ الصِّيَامِ بَعْدَ صَامَ رَمَضَانَ عَلاَمَةٌ عَلىَ قَبُولِ صَوْمِ رَمَضَانَ؛ فَإِنَّ اللّٰهَ تَعَالى إِذَا تَقَبَّلَ عَمَلَ عَبْدٍ وَفَّقَهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ بَعْدَهُ

Artinya, “Memiliki kebiasaan berpuasa setelah puasa bulan Ramadhan (puasa bulan Syawal) merupakan tanda dari diterimanya puasa Ramadhan. Sebab Allah menerima amal seseorang bergantung pada amal shalih sesudahnya,” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathaiful Ma’arif, [Riyadh, Dar Ibnu Khuzaimah: 2007], halaman 494).

Kemudian, keutamaan lain yang diperoleh puasa di bulan Syawal adalah mendapat pahala ibadah yang setara dengan berpuasa satu tahun penuh.

Semoga amal ibadah puasa kita diterima disisi Allah SWT, Amin.(*)