Fitur Intelligent Tracking Prevention di browser web Safari milik Apple memiliki kelemahan. Fitur untuk memblokir pelacakan yang ditujukan kepada para pengguna tersebut dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Google telah memberi tahu Apple tentang masalah ini pada Agustus tahun lalu. Kemudian, pada Desember 2019 Apple menyatakan dalam blog-nya bahwa pihaknya telah memperbaiki masalah ini dan berterima kasih kepada Google atas bantuannya.
Namun, laporan terbaru dari Google menyimpulkan bahwa masalah ini belum terselesaikan. Alih-alih memblokir cookie, ITP Apple malah terus-menerus mempelajari situs web apa yang dikunjungi oleh pengguna.
“Saya dapat meyakinkan Anda bahwa mereka (Apple) masih belum memperbaiki masalah ini,” kata Justin Schuh, direktur engineering Google Chrome, melalui Twitter-nya.
Apple telah menjelaskan bahwa bug atau masalah yang disebutkan dalam laporan itu sudah diatasi pada Desember lalu. Akan tetapi, pihak Apple menolak untuk berkomentar lebih lanjut.
Ini bukan pertama kalinya kedua raksasa teknologi itu berselisih soal privasi. Sebelumnya, Kepala Eksekutif Apple, Tim Cook telah mengkritik Google karena mengumpulkan terlalu banyak informasi pribadi. Tahun lalu para peneliti Google telah melaporkan kerentanan yang ada di produk Apple.
Google Chrome dan Apple Safari adalah dua dari browser web yang populer. Chrome digunakan oleh lebih banyak orang secara keseluruhan, tetapi Safari mendominasi di perangkat iPhone.(*)