Soal Kuota Atlet Judo Sulsel di PON Aceh-Sumut, Maulana : KONI Sulsel Tidak Profesional

Maulana Yusuf

BERANDANEWS – Makassar, Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Sulawesi Selatan akan mengirimkan atletnya pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumut tahun 2024 ini.

Sebelumnya Pengurus Besar PJSI meloloskan 6 atlet untuk diikutkan mewakili Sulsel pada PON tahun ini namun berbeda dengan keputusan pada Rapat Kerja Provinsi yang digelar KONI Sulsel beberapa waktu lalu. KONI Sulsel hanya mengakomodasi atlet perorangan yang masuk rangking lima besar, artinya hanya lima yang diikutkan. Sementara Atlet Judo untuk kelas 70 Kg tidak dimasukkan.

Menanggapi hal tersebut, Pemerhati Olahraga Sulsel, Maulana Yusuf mengatakan hampir semua KONI di Indonesia itu, justru berebut dan lomba -lomba untuk meloloskan atlet sebanyak -banyaknya untuk mengikuti PON nanti, akan tetapi KONI Sulsel malah mengurangi kuota tersebut.

“KONI seluruh Indonesia itu berlomba-lomba untuk meloloskan atlet sebanyak -banyaknya, tapi KONI Sulsel malah memperkecil kuota kelolosan padahal atlet ini sudah berdarah -darah berjuang untuk merebut tiket ke PON. Ini sudah jelas sudah ada surat resmi dari pengurus besarnya Judo, tapi dari hasil rapat kerja dari KONI Sulsel itu hanya memberikan kuota kepada peringkat kelima yang lolos PON. Sedangkan di PON itu cabang olahraga itu tidak serta merta peringkat ke -6”, jelas Maulana.

Menurutnya, KONI Sulsel beralasan soal efisiensi anggaran, dinilai tidak rasional.

“Kalau saya itu tidak profesional dalam dunia olahraga, yang harus dilakukan adalah bagaimana caranya KONI Sulsel untuk berinisiatif mencari dana kalau memang kekurangan, mencari dana sebanyak -banyak untuk memberikan yang terbaik buat atletnya gitu. Sampai sekarang kan belum ada juga training center -nya”, jelasnya

Ditambahkan, Alumi fakultas Ilmu Olahraga UNM, menilai keputusan mengurangi kuota atlet merupakan bentuk ketidakpedulian KONI terhadap atlet, bahkan dapat mempengaruhi psikologi atlet.

“Miris memang bisa seperti ini, bagaimana pun caranya kita biasanya kalau di Cabor itu, segala cara kita lakukan, segala cara kita tempuh untuk meluluskan atlet kita agar bisa berlaga. Nah kalau sekarang kayak begini, KONI Sulsel harus berpikir, dampak psikologi bagi atlet. Mereka masih muda, KONI jangan mematikan, tapi KONI harus menghidupkan atlet -atlet yang muda dan berpotensi untuk membela Sulsel,” tambahnya.(*)