Soal Isu Bentrok Antar Mahasiswa, Ketua umum Semut Hitam Indonesia tekankan tiga prinsip utama Budaya Bugis Makassar

Ketua Umum Semut Hitam Indonesia (SHI) Syaripuddin

BERANDANEWS – Makassar, Bentrokan antara mahasiswa asal Palopo dan Makassar yang diduga isu suku yang beredar luas dipastikan tidak benar adanya alias hoaks.

Hal ini disampaikan Ketua umum Semut Hitam Indonesia, Syarifuddin.

Semut Hitam Indonesia merupakan organisasi kemahasiswaan yang berfokus pada pelestarian budaya, dengan tegas membantah isu tersebut dan menyerukan agar seluruh mahasiswa, khususnya di Makassar, mengedepankan nilai-nilai luhur budaya Bugis Makassar dalam setiap interaksi.

Menurutya isu bentrokan yang berpotensi memecah belah ini ditengarai muncul dari kesalah pahaman atau provokasi pihak yang tidak bertanggung jawab.

Syarifuddin yang akrab di panggil Bang Puput dalam keterangannya, menekankan pentingnya menjaga nama baik dan persatuan di kalangan mahasiswa yang merupakan agen perubahan.

“Jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak jelas sumbernya dan hanya bertujuan memecah belah kita,” ujarnya dengan nada tegas.

Lebih lanjut, Syarifuddin menguraikan tiga prinsip utama dalam budaya Bugis Makassar yang wajib dipegang teguh sebagai pedoman interaksi sosial:

Siri’ Na Pacce: Konsep ini bukan hanya tentang harga diri, tetapi juga rasa malu dan belas kasihan. “Siri’ na pacce mengajarkan kita untuk menjaga kehormatan diri dan orang lain, serta memiliki empati terhadap sesama. Ini adalah fondasi utama dalam membangun hubungan yang harmonis,” jelasnya.

Ade’: Menegaskan pentingnya hukum adat, etika, dan norma yang berlaku. “Ade’ adalah panduan kita dalam bertindak dan berperilaku. Dengan memegang teguh ade’, kita bisa menghindari konflik dan hidup berdampingan dengan damai, saling menghargai perbedaan,” tambahnya.

Reso: Prinsip ini mendorong semangat bekerja keras, ketekunan, dan pantang menyerah. “Reso bukan hanya tentang mencapai kesuksesan pribadi, tetapi juga tentang berkontribusi positif bagi komunitas.

Semangat reso akan membuat kita fokus pada prestasi dan pengembangan diri, bukan pada hal-hal yang memecah belah,” pungkasnya.

Dengan mengedepankan ketiga prinsip budaya Bugis Makassar ini, Ketua Semut Hitam berharap seluruh elemen mahasiswa dapat membangun iklim kampus yang kondusif, penuh toleransi, dan saling mendukung.

“Marilah kita fokus pada belajar, berprestasi, dan berkontribusi untuk kemajuan bersama, bukan terjerumus dalam isu-isu yang tidak berdasar,” tutupnya.

Pernyataan ini diharapkan dapat meluruskan informasi yang salah dan menguatkan kembali semangat persatuan di kalangan mahasiswa, khususnya di tengah keberagaman suku dan daerah yang ada di Makassar.(*)