BERANDANEWS – Luwu, Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru, Kabupaten Luwu bersolek jelang perayaan ulang tahunnya yang ke 17 pada 28 Oktober 2022 mendatang.
Setiap sudut ruangan didekor sedemikian rupa sehingga nampak lebih indah. Terlihat di ruangan Poli THT (telinga hidung tenggorokan) pada Rabu, (28/9) siang. Hiasan balon, bunga serta senyum ramah perawat disuguhkan ketika pasien baru memasuki Ruangan.
Dokter THT, Wihartanti mengatkan jika itu sebagai bentuk upaya dalam memberikan kenyamanan, pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien.
“Ini komitmen kita untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien yang datang ke ruangan ini,” katanya kepada wartawan.
Dokter Wihartanti, yang sudah mengabdi di RSUD Batara guru sejak tahun 2016 ini, menyebutkan jika pelayanan THT di Batara Guru disebut terbaik di Luwu, setelah didukung dengan alat kedokteran yang cukup mempuni.
“Kita saat ini lebih maju lebih berkembang, lebih berkualitas dalam pelayaan. Kita sudah didukung peralatan medis seperti alat Audiometri dan Endoskopi,” katanya.
Audiometri adalah pemeriksaan untuk menentukan jenis dan derajat ketulian. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan jenis ketulian. Sementara, Endoskopi adalah prosedur pemeriksaan menggunakan alat yang memungkinkan spesialis telinga-hidung-tenggorok (THT) untuk melihat rongga hidung dan saluran sinus.
Pemandangan di Rumah Sakit nampak ramai, bukan hanya dari Luwu, berdasarkan keterangan yang di himpun Redaksi Berandasulsel.com di lokasi, jika sejumlah pasien berasal dari kabupaten tetangga seperti Wajo, Palopo, bahkan ada yang dari Luwu Utara.
Fatimah, seorang keluarga pasien dari Keera, Kabupaten Wajo menyebutkan jika pelayanan di RSUD Batara Guru semakin baik.
“Kalau kebersihan sangat bagus. Bersih pak, dari tadi pagi kita liat banyak ibu-ibu yang membersihkan, bagus sekali kalau persoalan pelayanan, ramah. Hanya saja kita lama antri, karena banyak pasien,” ungkapnya.
Sebelumnya, dikonfirmasi Direktur Rumah Sakit Batara Guru, dr. Daud membenarkan jika saat ini RSUD. Batara Guru ramai didatangi pasien dari luar Kabupaten Luwu, karena memang sejumlah fasilitas tertentu hanya tersedia di Luwu.
“Ada beberapa hal yang membuat masyarakat dari luar Kabupaten Luwu datang ke sini. Yang pertama karena, Cuman di Luwu yang punya 2 dokter PNS perawatan jiwa, Kita juga punya dokter PNS disini ahli paru, satu-satunya di Luwu Raya. Selain itu, hanya Luwu juga yang punya PNS Dokter ahli mata menggunakan alat oprasi Phaco,” kata dr. Daud.
Ditambahkan, RSUD. Batara Guru juga memiliki Alat oprasi laparoscopy, untuk batu empedu, satu-satunya alat yang ada di Luwu raya.
dr. Daud kemudian tidak menampik jika pengunjung menyebut RSUD. Batara Guru semakin membaik, pasalnya dirinya memang mempersiapkan konsep dalam menata Rumah Sakit agar pengunjung dan pasien merasa nyaman.
“Prinsipnya perlakukan orang yang ada di Rumah Sakit sebagaimana kita ingin dilerlakukan, orang datang disini sudah sakit, jadi tempatnya harus bersih dan nyaman. Dari awal bapak bupati kita, Basmin Mattayang berpesan kepada saya, dan itu yang saya jalankan,” ungkap dr. Daud.
Bukan hanya memperhatikan kebersihan, suasana nyaman dengan pemandangan yang asri juga diciptakannya dengan melakukan penghijauan di lingkungan rumah sakit. Tercatat 200 pohon ketapang, 150 tumbuhan pucuk merah pernah ditanamnya. Selain itu, ia juga berinisiatif menyiapkan Rumah Kurcaci sebagai tempat tunggu bagi kerabat pasien.
Sebanyak dua unit rumah penunggu pasien dengan arsitektur yang cukup unik bagaikan rumah kurcaci, didirikan tepat di depan gedung IGD Ibu dan Anak, RSUD Batara Guru, yang diresmikan langsung bupati Luwu pada 30 Agustus tahun lalu. Atas inovasinya tersebut dr. Daud mendapatkan penghargaan inovasi Rumah Kurcaci beberapa waktu lalu.
Tidak hanya memperhatikan kondisi fisik, dr. Daud terus berinovasi. Belum lama ini RSUD Batara Guru meluncurkan layanan pengantaran obat yang bernama ‘Pangantara Pijampi’.
“Kita akan berusaha untuk memberikan pelayanan prima bagi pasien, sedangkan nama Pangantara Pijampi kita ambil dari bahasa daerah lokal yang artinya Pengantar Obat” ucap Daud Mustakim beberapa waktu lalu.
Daud Mustakim menjelaskan bahwa, layanan pengantaran obat hanya dikhususkan bagi pasien rawat jalan saja (Disabilitas, Lansia >60 tahun, Ibu hamil, dan Masyarakat miskin) yang berdomisili di Kecamatan Belopa dan Belopa Utara. (Isn/Luwu).