BERANDANEWS – Maros, Kemunculan Aliran yang diduga sesat menghebohkan masyarakat di Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Pasalnya aliran sesat yang bernama Pangisenganna Tarekat Anak Loloa ini mengajarkan 11 rukun berbeda dengan ajaran rukun Islam yang diyakini umat Muslim.
Pimpinan aliran ini bernama Petta Bau (56), merupakan pria asal Kabupaten Gowa, yang kini memiliki 27 pengikut.
Dalam ajarannya, aliran ini mengajak para pengikutnya untuk menunaikan ibadah haji di Gunung Bawakaraeng, yang dianggap dapat menggantikan ibadah haji yang seharusnya dilakukan di Mekkah.
Terungkapnya aliran sesat ini berawal dari laporan warga adanya aktifitas penjualan benda pusaka yang berkaitan dengan penyebaran aliran ini.
Petta Bau sebagai pemimpin aliran itu menjanjikan pengikutnya masuk surga dengan syarat wajib membeli benda pusaka.
Pengikutnya juga dilarang membangun rumah dengan alasan sudah akan mendekati kiamat dan dianjurkan untuk lebih membeli benda pusaka dari Petta Bau.
Selain itu, Kemenag Maros bekerja sama dengan pihak Polsek Tompobulu, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Maros, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memanggil Petta Bau dan memberinya teguran agar tidak lagi menyebarkan ajarannya kepada masyarakat karena dianggap sesat.
Kapolsek Tompobulu, AKP Makmur, membenarkan bahwa aliran ini kembali menjadi sorotan meskipun sudah ada sejak tahun lalu.
“Kenapa lagi bisa heboh itu, padahal sudah lama sudah saya proses,” katanya, Kamis (6/3).
“Dia berjanji tidak tidak akan melanjutkan kegiatannya, karena Kesbangpol menganggap ajarannya menyimpang,” jelasnya.(*)