BERANDANEWS – Jakarta, Terkait menurunnya Indeks Prestasi Korupsi (IPK) Indonesia, Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani mengaku kaget dengan penurunan tersebut.
Hal tersebut disampaikan Arsul saat raker bersama Ketua KPK Firli Bahuri, Kamis (09/2).
Arsul Sani menyayangkan IPK Indonesia di 2022 menurun cukup tajam. IPK tahun 2021 diangka 96 kini bergeser menjadi 110 di 2022 dari 180 negara.
“Ketika kita mendapati pengumuman bahwa indeks persepsi korupsi kita tahun 2022 ini mengalami penurunan skor yang cukup tajam,” kata Arsul.
Arsul yang juga Waketum PPP menilai IPK Indonesia menurun bukan semata-mata karena belum adanya penindakan secara komprehensif dari KPK.
Selain itu, ada 3 lembaga survei yang menyatakan IPK Indonesia turun. Di antaranya, Political Risk Service (PRS) International Country Risk Guide, Global Insight Country Risk Ratings, dan IMD World Competitiveness Yearbook. Arsul kemudian meminta penjelasan dari Ketua KPK Firli Bahuri terkait IPK yang menurun tajam. Ia menilai penurunan IPK itu terkait perilaku rumpun kekuasaan di eksekutif.
“Saya berharap Pak Ketua KPK ini harus dijelaskan kepada publik bahwa persoalan penurunan indeks persepsi korupsi itu juga terkait perilaku rumpun kekuasaan eksekutif secara keseluruhan. Terutama yang di eksekutif, rumpun kekuasaan penyelenggara negara secara keseluruhan, baik eksekutif, yudikatif, dan legislatif, tapi terutama yang di eksekutif,” imbuhnya.(*)