Program Pengembangan Madrasah Sulsel Jadi Pilot Project Nasional

Program Pengembangan Madrasah Sulsel Jadi Pilot Project Nasional

BERANDANEWS – Makassar, Setelah sowan dan bersilaturrahmi dengan sejumlah tokoh agama, pimpinan ormas dan pejabat pemerintah dalam rangka mencari dukungan atas program pengembangan madrasah dan pondok pesantren yang digagasnya, Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan, KH. Khaeroni beserta rombongan, berkunjung ke Rumah Jabatan Gubernur Sulsel di Jalan Sungai Tangka No.31, Sabtu, (20/2).

Pada pertemuan dengan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel mengawali dialog dengan memaparkan lima program pengembangan madrasah dan pondok pesantren di Sulsel yang digagasnya. Yaitu Madrasah Alam, Madrasah Luar Biasa (MLB), Asrama Anak Pulau, Madrasah Program Kebahasaan, dan Gerakan Wakaf Sejuta Koin untuk pendidikan madrasah dan pondok pesantren.

Khaeroni menjabarkan, program Madrasah Alam yang digagasnya telah direspon baik oleh Bupati Soppeng, dengan mewakafkan lahan miliknya seluas lima hektar. Dan rencananya dalam bulan Februari 2021 ini akan dilakukan peletakan batu pertama.

Mengenai program pembangunan Madrasah Luar Biasa (MLB) bagi anak berkebutuhan khusus, Khaeroni mengklaim jika program ini akan menjadi pilot project karena pertama di Sulsel, bahkan di Indonesia. Begitu juga dengan Program Asrama Anak Pulau dan Gerakan Sejuta Koin Wakaf Pendidikan untuk madrasah dan pondok pesantren yang dicanangkannya.

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, menyambut baik dan mensupport program ini usai mendengarkan paparan dari Kakanwil Khaeroni dan Melisha, peneliti yang dilibatkan dalam program pengembangan madrasah dan pondok pesantren ini di Sulsel.

“Saya mendukung program ini karena memang kita tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Dibutuhkan team work yang kompak dan berupaya melepaskan ego sektoral yang selama ini cukup menggangu,” ujar Nurdin.

Pengembangan madrasah dan pondok pesantren, menurut Nurdin, memang sangat diperlukan, terutama dalam pendidikan moral dan etika.

“Kita sekarang mengalami krisis moral, bahkan saya ngeri membayangkan bagaimana moral generasi kita di tahun 2045 nantinya jika ini tidak segera dibenahi,” ujarnya menambahkan.

Dikatakan Nurdin, kuncinya ada pada pendidikan moral. Untuk itu, ia mendorong perlunya perbaikan kesejahteraan guru-guru madrasah dan menyiapkan fasilitas yang layak bagi siswa atau santri yang ada di madrasah dan pondok pesantren.

Untuk kelanjutan kerjasama dan sinergitas ini, gubernur memandang perlunya pembagian tugas dalam team work yang dibentuk nantinya, sehingga jelas siapa mengerjakan apa.

“Kita harus kerja bareng, siapa mengerjakan apa. Nanti saya undang PT. Vale dan Perbankan serta perusahaan-perusahaan lainnya untuk mengalokasikan CSRnya (Corporate social responsibility) pada program ini”, janji Nurdin.

Ketika Kakanwil Khaeroni meminta petunjuk gubernur atas program yang digagasnya itu, Nurdin menyarankan agar dikerjakan satu persatu.

“Kita kerjakan satu-satu dulu agar bisa fokus. Dan tentunya nanti akan dibahas lebih lanjut bagaimana pengelolaannya, apakah dikelolah oleh Kemenag atau dibentuk suatu yayasan untuk mengelolanya,” jelas Nurdin.

Turut mendampingi Kakanwil pada audiensi ini antara lain, Kepala Bagian Tata Usaha H.Fathurrahman, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah H.Ali Yafid, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam H.Rasbi, Kepala Bidang Penais Zakat dan Wakaf H.Rappe, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah H.Masykur, Kepala Bidang PD Pontren H.Mulyadi Idy, dan Kepala Kantor Kemenag Bantaeng HM. Yunus dan Hj.Melisha peneliti dari Jakarta. (*)