Pernah Nyalon jadi Bupati, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin diduga Otak Sindikat Uang Palsu

Ilustrasi Pengedar Uang Palsu di UIN Alauddin Makassar

BERANDANEWS – Gowa, Terungkapnya kasus uang palsu (upal) yang menyeret Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim yang mencetak upal menggunakan fasilitas kampus, menuai kecaman diberbagai platform di media sosial.

Salah satunya digrup WhatsApp (WAG) ALUMNI UIN ALAUDDIN MAKASSAR, mereka menyatakan kekecewaan dan kecaman beragam.

“Sejarah pertama dalam Republik Indonesia ada Pabrik Uang palsu dikampus Islam…”

“Hasil konpres kemarin disebutkan tdk menutup kemungkinan akan ada lagi tersangka baru, masih terus dikembangkan, dan pihaknya tetap hati-hati dlm menetapkan tersangka…”

“Memang harus diusut tuntas, aliran dana, hingga pemberi akses barang itu bisa diproduksi dikampus”, ucap beberapa anggota WAG

Sementara itu, Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Andi Ibrahim yang diduga menjadi otak sindikat upal ini diketahui pernah maju sebagai calon Bupati Barru di Pilkada 2024. Dan Ia diduga mencetak uang palsu untuk dipakai maju Pilkada 2024.

“Jadi tersangka (Andi Ibrahim) mengajukan proposal pendanaan Pilkada di Barru tapi Alhamdulillah tidak jadi,” ungkap Kapolda Sulsel Irjen Yudhiawan, saat Konferensi Pers di Mapolres Gowa, Kamis (19/12) kemarin.

Andi Ibrahim yang juga Doktor ilmu perpustakaan itu kemudian tidak mendapatkan rekomendasi dari Partai untuk maju di arena Pilkada.

Kapolda Yudhi mengungkap rencana pilkada itu sambil menunjukkan proposal Andi Ibrahim. Proposal itu bergambar Andi Ibrahim mengenakan jas tutup dan songkok recca.

“Andi Ibrahim kemudian batal maju pada Pilkada 2024, karena tidak ada partai yang meliriknya”, jelas Kapolda.

Rencananya dana atau upal yang dicetak Ibrahim untuk biaya sosialisasi pilkada pun gagal.

“Jadi dana ini, uang yang dicetak, akan dipakai untuk itu, tapi tidak jadi, tidak ada partai yang mencalonkan, Walaupun nanti disebarkan dengan uang palsu supaya bisa memilih yang bersangkutan, ternyata karena uang palsu, jadi tidak jadi,” jelas Kapolda.

Kapolda menilai kasus Upal, Andi Ibrahim memiliki peran cukup penting, bahkan disebut sebagai otak dari sindikat produksi uang palsu, yang awalnya beroperasi di rumah ASS di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Pengadaan mesin berukuran besar, akhirnya diadakan mesin cetak asal China dimasukkan ke Makassar lewat Surabaya, yang kemudian dimasukkan di Gedung Perpustakaan UIN Alauddin melalui izin dari Andi Ibrahim.

Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan, atas izin Andi Ibrahim sebagai kepala perpustakaan, dengan alasan untuk mencetak buku-buku, mesin itu akhirnya lolos masuk ke Kampus UINAM di Samata, Gowa.

“Mesin itu dimasukkan malam-malam ke dalam kampus atas persetujuan AI (Andi Ibrahim) dengan alasan mesin untuk mencetak buku-buku,” ungkap Kapolres Gowa.(*)