
BERANDANEWS – Makassar, Perumda Air Minum Kota Makassar bersama Pemerintah Kota Makassar, Kawasaki Waterworks and Sewerage Bureau, dan Kantor JICA Indonesia resmi menutup proyek kerja sama teknis Makassar-Kawasaki bertajuk MaKaPro melalui kegiatan Wrap-Up Seminar yang digelar di Hotel Aston Makassar & Convention Center, Kamis (7/8/2025).
Proyek ini merupakan bagian dari Program Kemitraan JICA (Tipe Pemerintah Daerah) yang berlangsung sejak November 2022
Kegiatan ini merupakan bagian dari proyek kerja sama Makassar-Kawasaki dalam kerangka JICA Partnership Program (Local Government Type) yang difasilitasi oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Program ini telah berlangsung sejak tahun 2022 dan bertujuan meningkatkan kapasitas pengendalian kebocoran air bawah tanah di Kota Makassar.
Seminar ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin, Plt Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Makassar Dr. Hamzah Ahmad, SE, MSA, Ak., CA., Chief Management Officer Kawasaki Waterworks and Sewerage Bureau Shiratori Shigeyuki, Kepala Konsuler Jepang di Makassar Ohashi Koichi, Perwakilan Senior JICA Indonesia Sato Akira, Kepala BPBPK Sulsel Baskoro Elmiawan, Sekretaris Bappelitbangda Sulsel Drs. Andi, serta jajaran perwakilan PDAM dari Maros, Gowa, dan Takalar.
Pada kesempatan ini pula, turut diserahkan secara simbolis Peralatan canggih pendeteksi kebocoran, antara lain:
– OnChoBo Tipe Elektrik (6 set)
– Alat Auto Water Leakage Judgement (6 set)
– Leakage Detector Tipe Noise Cut (2 set)
– High Sensitivity OnChoBo (6 set)
– Metal Detector (2 set)
– Portable Ultrasonic Flow Rate Meter (1 set)
Dalam laporannya, Shiratori Shigeyuki mengungkapkan bahwa selama tiga tahun proyek Makassar Kawasaki Project (MaKaPro) berjalan, rata-rata tingkat kehilangan air (Non-Revenue Water/NRW) di dua pilot area turun sebesar 21 persen. Sementara itu, Pilot Area 1 di Bumi Permata Hijau masih dalam tahap pembentukan DMA dan akan dievaluasi pada Oktober mendatang.
“Kami harap hasil yang sudah dicapai dapat terus dikembangkan dan proyek serupa bisa kembali dilaksanakan dengan dampak yang lebih luas di masa depan,” ucap Shiratori.
Kepala Kantor Konsuler Jepang di Makassar, Ohashi Koichi, menyebut kerja sama ini sebagai wujud nyata kemitraan teknis antar kota dari dua negara yang menitikberatkan pada pembangunan berkelanjutan.
“Transformasi nyata terlihat mulai dari pelatihan teknis, pembentukan SDM, hingga pemanfaatan teknologi deteksi kebocoran. Kami berharap kerja sama ini terus diperluas ke sektor lainnya,” ujarnya.
Perwakilan Senior JICA Indonesia, Sato Akira, mengatakan proyek ini adalah bukti keberhasilan transfer pengetahuan dan teknologi Jepang dalam membantu kota berkembang mengatasi tantangan air bersih.
“Teknologi yang dikembangkan di Kawasaki berhasil diterapkan di Makassar. Kami senang proyek ini bisa dimanfaatkan secara nyata oleh masyarakat,” kata Sato.
Kepala Balai BPBPK Sulsel, Baskoro Elniawan, menjelaskan bahwa pelatihan dan peralatan yang diberikan melalui MaKaPro telah membentuk sistem pengelolaan kebocoran berbasis data yang sistematis dan lebih responsif.
“Kami berharap PDAM Makassar membentuk tim teknis khusus dan menyebarkan keterampilan ini ke PDAM sekitar di kawasan timur Indonesia,” katanya.
Sekretaris Bappelitbangda Sulsel, Drs. Andi, juga menilai proyek ini sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas layanan air bersih di kota-kota di Sulawesi Selatan.
“Kami mendorong agar pelatihan tidak berhenti, dan semoga pengetahuan ini ditularkan ke daerah-daerah lain,” tuturnya.
Plt Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Makassar, Dr. Hamzah Ahmad, melaporkan bahwa sejak pelaksanaan pelatihan, telah terjadi penurunan NRW dari 52 persen menjadi 45 persen, atau sekitar 7 persen hanya dalam tiga bulan terakhir.
“Penurunan ini sangat signifikan dan berdampak langsung pada layanan ke sekitar 5.000 sambungan rumah yang sebelumnya tidak maksimal. Bahkan, secara finansial, kami mencatat kenaikan pendapatan hingga Rp2,5 miliar,” terang Hamzah.
Hamzah juga menyebut bahwa peningkatan pendapatan perusahaan mencapai Rp2,5 miliar dalam sebulan, berkat pengurangan kehilangan air dan efisiensi distribusi. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Kawasaki, JICA, serta seluruh tim yang terlibat.
“Saya menyaksikan sendiri bagaimana transfer ilmu dan teknologi benar-benar diterapkan di lapangan,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pelatihan dan transfer teknologi akan terus dikembangkan, termasuk dengan menjadikan para peserta pelatihan sebagai mentor internal PDAM.
“Kami akan menjadikan mereka pelatih untuk tim lainnya, termasuk dari PDAM kabupaten tetangga seperti Maros dan Takalar,” tambahnya.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, yang turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikan apresiasi tinggi atas keberhasilan proyek MaKaPro. Ia menilai bahwa kerja sama antar kota yang menghasilkan output teknis dan sosial adalah langkah konkret dalam pelayanan publik berbasis kolaborasi internasional.
“Air minum adalah kebutuhan fundamental masyarakat. Kita butuh distribusi yang merata dan pengelolaan yang efisien. Kerja sama ini bukan hanya soal air, tapi bagaimana kita membangun tata kelola yang kuat dan berkelanjutan,” tegas Munafri.
Munafri juga menyampaikan harapannya agar proyek ini tidak berhenti pada penutupan, namun bisa dikembangkan ke sektor-sektor lain dalam pelayanan publik.
“Saya tidak hanya melihat hasil, tapi bagaimana sistem ini dikelola. Dengan tata kelola yang baik, output akan mengikuti. Saya yakin Makassar mampu menjadi kota percontohan pengelolaan air bersih,” ujarnya.(*)