Pemuda Perti Sulsel beri Kecaman, terkait Pembubaran Kajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah

Ustaz Syafiq Riza Basalamah

BERANDANEWS – Makassar, Terkait kisruh pembubaran acara pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah di Masjid Assalam Purimas, Gunung Anyar, Surabaya pada Kamis lalu(22/2), oleh Anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mendapat kecaman dari Pemuda Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) Sulawesi Selatan.

Ketua Umum Pemuda Perti Sulsel, Ibnu Hajar menilai, pembubaran tersebut sangat intoleran dan menunjukkan sikap tidak menghargai perbedaan.

“Kita mengecam setiap tindakan intoleran dinegeri ini, mestinya sesama umat beragama harus menghargai setiap perbedaan yang ada, bukan dengan tindakan yang merusak citra islam itu sendiri”, ujar Ibnu Hajar.

Hajar membandingkan sejak Front Pembela Islam (FPI) di bubarkan karena dengan alasan intoleran dan di anggap ormas yang sering melakukan tindakan main hakim sendiri seperti menutup paksa THM menjelang ramadhan atau THM yang buka di bulan ramadan, akan tetapi tidak berlaku bagi GP Anshor dan Banser.

“Dulu FPI di bubarkan karena dengan alasan intoleran dan di anggap ormas yang sering melakukan tindakan main hakim sendiri, akan tetapi mengapa ini tidak berlaku bagi GP Anshor atau Banser?, atau tidak di cap sebagai ormas intoleran”, jelasnya.

Peristiwa pembubaran pengajian secara paksa bahkan terkesan anarkis, menurut calon Doktor Ilmu Sosiologi Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar ini, merupakan tindakan primitif dan tidak sesuai dengan norma yang ada bahkan mencederai nilai-nilai perbedaan.

“Terus terang kami dari Pemuda Perti Sulsel mengecam tindakan seperti ini, intoleran dan terkesan primitif, anarkis bahkan mencederai nilai-nilai perbedaan dinegeri ini”, tambah Ibnu Hajar.

“Tujuan pengajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah itu baik, mencerahkan bukan menyesatkan jadi teman-teman Ansor jangan makin dungu cara berpikir dan bertindak, kasian kalian dan lembagamu makin kerdil dan diketawain orang banyak”, tambahnya

Sebelumnya Ketua Bidang Dakwah dan Ukhwah Majelis Ulama Indonesia Pusat Kiai Cholil Nafis menyayangkan peristiwa tersebut.

Menurut Cholil, sebagai umat islam sudah sepatutnya baik massa GP Ansor maupun jemaah kajian Syafiq Riza Basalamah wajib menghormati satu sama lain dan kejadian itu tak semestinya terjadi.

“Saya berharap masing-masing kita menjaga ukhuwah, menyampaikan dakwah harus tahu peta dakwah sehingga ajaran yg disampaikan sesuai kebutuhan umat,” kata Cholil.

Selain itu, Cholil berharap agar masing-masing pihak menahan diri. Sebab, setiap perbedaan atau khilaf di antara ulama wajib disikapi secara bijak tanpa harus memusuhi ajaran kelompok tertentu.

“Bagi kita sebagai umat baiknya menghargai perbedaan dan setiap pelanggaran di selesaikan melalui jalur hukum. Harusnya panitia dan GP Ansor dapat dimediasi penyelesaiannya masalahnya sebelum pelaksanaan pengajian,” imbuhnya.

Sementara Ketua Umum dan penanggung jawab acara, Abu Rozan, mengatakan bahwa Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Gunung Anyar memang tidak menghendaki agenda kajian ini sejak awal. GP Ansor juga telah mengirim Surat Permintaan Pembatalan Kajian pada 20 Februari 2024. Namun, ternyata acara tersebut tetap digelar. Banser dan GP Ansor Gunung Anyar lantas mendatangi Masjid Assalam Purimas, tempat acara itu digelar. Kemudian terjadilan insiden kericuhan tersebut.(*)