Pemerintah Indonesia Tegas Menolak Relokasi Paksa Warga Gaza

Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kanan) tepuk tangan selepas menyampaikan pernyataan bersama dua negara selepas pertemuan bilateral di Istana Kepresidenan Turki, Ankara (Foto: ANTARA)

BERANDANEWS – Jakarta, Menyikapi perkembangan situasi di Gaza Palestina, Pemerintah Indonesia tengah mengintensifkan upaya diplomatik dan kemanusiaan di kawasan Timur Tengah.

Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto, ke sejumlah negara di kawasan tersebut, termasuk Turki, Persatuan Emirat Arab (PEA), Mesir, Qatar, dan Yordania.

Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan bahwa kunjungan Presiden Prabowo tidak hanya bersifat bilateral, tetapi juga dimaksudkan untuk melakukan konsultasi mendalam terkait situasi geopolitik dan kondisi kemanusiaan di Palestina.

“Beliau melawat melakukan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara di kawasan ini, kawasan Timur Tengah dan Turkiye, dalam rangka untuk berkonsultasi mengenai situasi geopolitik dan juga isu-isu lain,” ujar Sugiono dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (11/4).

Menlu menyebut Pemerintah Indonesia, konsisten mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menolak segala bentuk relokasi paksa terhadap warga Gaza. Adapun langkah kemanusiaan yang tengah dipertimbangkan bersifat sukarela dan harus berdasarkan persetujuan semua pihak yang terlibat.

“Dari awal juga kami sudah menyampaikan dari Kementerian Luar Negeri bahwa Indonesia tidak setuju dengan upaya relokasi paksa warga Gaza under any pretext, dalam bentuk apapun. Semua ini dilakukan harus suka rela dan dengan persetujuan dari semua pihak yang ada di Palestina,” tegasnya.

Menlu Sugiono mengatakan kesiapan Indonesia untuk membantu secara aktif, termasuk kemungkinan mengevakuasi sementara korban luka-luka, anak-anak yatim piatu, dan pelajar-pelajar yang terdampak konflik ke Indonesia, selama hal tersebut diminta dan disetujui oleh semua pihak terkait.

“Indonesia siap untuk melakukan upaya-upaya dalam rangka mencapai perdamaian itu tadi, dan dalam rangka kesiapan itu juga dan kesinambungan bantuan kemanusiaan dari Indonesia, kita siap jika ada warga Gaza yang perlu dievakuasi. Kita ingin menyampaikan rasa kepedulian dan kemanusiaan. Kita siap jika dibutuhkan untuk menampung korban-korban luka, anak yatim, kemudian anak-anak, pelajar-pelajar untuk dirawat di Indonesia dan pada saatnya mereka juga harus kembali ke Gaza,”jelasnya.

Presiden Prabowo dan para pemimpin negara di kawasan Timur Tengah tengah berkonsultasi sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan langkah dan mekanisme selanjutnya.

“Beliau masih berkonsultasi dengan pemimpin-pemimpin di kawasan ini. Hasil konsultasi itulah nanti jadi pertimbangan untuk keputusan terakhirnya seperti apa. Semuanya harus sepakat, semuanya setuju. Kalau ada yang tidak setuju berarti no deal,” tegas Menlu.(*)