Pembukaan Makassar F8, Wali Kota Danny beri Hadiah Lukisan Menparekraf Sandiaga Uno

Danny Hadiahi Sandiaga Uno Lukisan Phinisi, Dilukis Pakai Tanah Liat

BERANDANEWS – Makassar, Walikota Makassar Danny Pomanto mengucapkan terima kasihnya atas partisipasi dan antusias semua pihak dalam penyelenggaraan Makassar F8 yang telah dibuka hari ini, di Anjungan Pantai Losari Makassar, Rabu (7/09).

Di hadapan para tokoh penting yang menyempatkan waktunya hadir, Danny mengatakan kegiatan ini mengembalikan semangat anak Makassar untuk terus bergerak maju.

“Terima kasih atas kehadiran semua pihak yang sudah hadir. Festival ini diharapkan mampu menstimulasi anak Makassar untuk terus berbenah dan tetap semangat dalam mengembangkan diri demi kemajuan daerah,” ungkap Danny.

Event tahunan yang sudah lima kali digelar ini menghadirkan nuansa lokal serta cerita heroik anak Makassar yang gagah berani seperti Daeng Mangalle dalam pertunjukan angngaru’.

“Sengaja ditampilkan cerita Daeng Mangalle agar masyarakat paham ada orang Makassar yang begitu gagah berani dan tidak takut untuk mempertahankan harga diri. Menggunakan badik sebagai pusaka dari Makassar sebagai senjata,” jelasnya.

Tak lupa Danny meminta doa restu semua pihak untuk bisa mendukung program kerjanya menjadikan Makassar kota dunia.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno yang hadir dihadiahkan sebuah maha karya berupa lukisan menggunakan media tanah liat oleh sang seniman legend Zainal Beta.

Di atas panggung utama Makassar F8 ia menggunakan kecepatan tangannya melukis tak cukup 10 menit lukisan itu pun selesai.

“Lukisan ini unik Pak Menteri dari tanah liat dimana lazimnya pelukis menggunakan cat air dan cat minyak. Keahlian dari seniman kebanggaan kami,” ucap Danny.

Sementara, Zainal Beta sangat bangga dan langsung memeluk Sandiaga Uno.

Zainal Beta sendiri merupakan seniman sekaligus penemu sejak pertengahan 1980-an.

Ia diakui dunia sebagai pelukis pertama yang berkarya dengan media tanah dan air.

Ia bahkan dianggap gila oleh sesamanya. Namun beberapa cibiran luntur seiring datangnya pujian dari maestro Affandi 33 tahun lampau.

“Dulu saya dicibir, jadi saya mengurung diri dan mengasah kemampuan saya dan Alhamdulillah saya diakui dunia,” pungkasnya.(*)