BERANDANEWS – Makassar, Legislator Partai Nasdem, Syaharuddin Alrif mengamuk usai memipin rapat paripurna DPRD Sulsel, Rabu (23/6) Kemarin. Emosinya pecah, lantaran tak terima diinterupsi legislator Partai Golkar, Arfandy Idris.
Syaharuddin tak dapat menahan emosinya hingga mengeluarkan kata-kata. “Tidak ada saya takuti di sini,” kata Syaharuddin saat dirangkul oleh Arfandy yang berupaya menenangkannya.
Ketegangan di gedung wakil rakyat oleh sesama legislator itu bermula saat sidang paripurna internal terkait pembahasan usulan Ranperda Bantuan Hukum bagi Masyarakat Miskin dan pembahasan aturan kode etik anggota DPRD Sulsel.
Ketua Fraksi Nasdem DPRD Sulsel, Ady Anshar mengatakan, miskomunikasi pada rapat dewan sudah biasa. Setiap kali rapat muncul perdebatan.
“Menurut kami para politisi, hal seperti ini biasa. Tetapi sudah ditanggapi berlebihan. Besok (hari ini, Red) ngopi-ngopi bareng dengan Fraksi Golkar. Untuk mengklirkan bahwa tidak ada masalah sebenarnya,” kata Ady Anshar.
Di ketahui, anggota fraksinya, Syahar yang memimpin rapat paripurna telah meminta ke forum terkait agenda tambahan di luar dua agenda yang telah direncanakan. Syahar meminta untuk ditambahkan peluncuran aplikasi e-aspirasi.
“Tadi sebenarnya agenda rapat kita hanya dua di surat. Tetapi tata tertib mengatakan bahwa perubahan agenda bisa diminta oleh pimpinan. Jadi perubahan agenda bisa berubah. Bisa diminta oleh pimpinan atau anggota dewan untuk penambahan atau pengurangan,” katanya.
Di luar dinamika rapat, Adi menilai insiden ini disebabkan rapat paripurna berlangsung lama, sejak pagi hingga siang.”Mungkin karena lama-lama kita paripurnanya, gampang orang panas. Apalagi cuaca juga panas,” jelasnya.
Ketua Fraksi Golkar, A Hatta Marakarma menyebut insiden ini hanya ketersinggungan. Pihaknya juga sudah menemui Syahar. “Saya melihat mereka capek, biasa kan kalau capek,” katanya.
Ketua Harian DPD I Golkar Sulsel Kadir Halid menyebut dirinya tiba-tiba dihubungi Syaharuddin Alrif lewat telepon usai kejadian. Kata Kadir, Syahar hanya menjelaskan kronologis kejadiannya.
“Saya sudah lihat videonya. Tadi saya juga sudah dihubungi langsung Pak Syahar. Dia menyampaikan kronologisnya,” katanya.
Usai menecermati kejadian itu, Kadir hanya berharap insiden itu tidak berkembang jadi liar. “Walaupun kita berbeda (pendapat) tetapi tidak boleh dibawa ke persoalan pribadi,” katanya.
Dia juga berharap agar insiden yang menyita perhatian publik ini menjadi pelajaran untuk semua anggota DPRD Sulsel.
“Intinya jangan terjadi lagi. Pak Arfandy itu (politikus) senior. Pak Arfandy lebih dulu di DPRD dari saya. Tetapi jangan berkembang sampai saling lapor,” kata mantan Ketua Fraksi Golkar DPRD Sulsel ini.
Ketua DPRD Sulsel, Andi Ina Kartika juga berharap agar masalah ini tidak berlarut larut. Apalagi, sudah ada sikap politik dari Arfandy Idris yang meminta maaf.
“Tidak ada ji. Ini biasa saja. Ini kejadian tidak untuk dibesar-besarkan. Lagian sudah terselesaikan. Pak Arfandy sudah menyampaikan permohonan maaf. Sikap pak Arfandy itu sebagai senior politikus yang berjiwa besar. Kita juga di DPRD baik-baik saja,” ucap legislator Partai Golkar itu.
Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Sulsel ini juga menilai dinamika rapat seperti itu sudah biasa terjadi. “Ya sudahlah, itu dinamika tidak untuk dibesar-besarkan, bahwa ini antarpartai, tidaklah. Kita di DPRD itu, kebersamaanlah yang utama. Banyak hal yang lebih penting dibahas. Apalagi sekarang pandemi,” jelasnya.
Ketua Dewan Kehormatan DPRD Sulsel, Irfan AB menuturkan, ia tidak mengetahui pasti terkait kejadian tersebut sebab ia meninggalkan ruangan lebih awal. “Saya tidak tahu pasti kejadiannya, tapi semestinya memang sidang terlebih dahulu harus ditutup sebelum dilakukan peluncuran aplikasi,” tutupnya.