BUDAYA, Masyarakat Sulawesi selatan mungkin tak asing lagi dengan tarian tradisional yang satu ini. Tari Gandrang Bulo, tarian ini termasuk salah satu kesenian tradisional yang hingga saat ini masih dilestarikan.
Kata Gandrang Bulo sendiri berarti tabuhan bambu yang dimainkan oleh lebih dari satu orang.
Tarian ini cukup menghibur, karena mengandung unsur humor atau lawakan, yang dianggap mampu menghipnotis penonton untuk tertawa bersama sepanjang pementasan Tari Gandrang Bulo.
Biasanya dialong yang digunakan di tarian ini meliputi masalah politik, sosial, dan budaya. Dalam melakukan tarian ini penari harus tampak bahagia. Selain itu ada semacam teriakan dari penari Gandrang Bulo mengandung arti luapan emosi dan semangat yang menggebu-gebu.
Tari Gandrang Bulo telah muncul sejak zaman raja-raja Gowa. Pada masa tersebut, tarian ini disebut juga dengan Tari Gandrang Bulo klasik. Namun ketika penjajah mulai memasuki Sulawesi Selatan, tarian ini pun mulai berevolusi.
Pada zaman penjajahan, rakyat Sulawesi selatan dibuat menderita oleh penjajah dengan diberlakukannya kerja paksa, dan mereka sering mendapatkan kekejaman dari penjajah disiksa, dipukul, dan dicambuk. Pada saat istirahat, tanpa pengawasan penjajah. Para pekerja bermain-main menyanyikan lagu-lagu jenaka sambil melakukan adegan lucu yang diambil dari gerakan tantara penjajah.
Pertunjukannya pun secara spontan, para pekerja disaat istirahat mencoba menghibur diri dengan menyanyikan lagu jenaka. Sesekali mereka menirukan gerakan-gerakan tentara penjajah yang dibuat lucu sekaligus mengejek. Sering pula disisipi dengan dialog-dialog spontan. Ekspresi tersebut diluapkan sebagai bentuk sindiran atas ketidakadilan. Penarinya akan membuat lingkaran dan gerakan-gerakan lucu itu dilakukan secara bergantian.
Supaya bisa lebih diterima oleh penontonnya, pementasan dikemas dalam suasana menghibur dan harus tampak bahagia.
Misalkan saja kisah penari yang memerankan masyarakat tertindas ketika berhadapan dengan penguasa angkuh. Penari harus memastikan pesan yang ingin mereka sampaikan bisa dipahami penonton, sehingga yang menontonnya bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
Awalnya Tari Gandrang Bulo memang dimainkan oleh orang dewasa dengan membuat lingkaran. Mereka menyanyikan lagu jenaka dan gerakan–gerakan lucu yang dimainkan secara bergiliran, dengan instrumen bambu yang berfungsi sebagai alat musik dan properti.
Di era sekarang tarian ini sering digunakan untuk mengeluarkan segala macam uneg-uneg mengenai beberapa hal termasuk kritik keras yang dikemas dengan bentuk lawakan yang mengundang tawa penonton, serta gerakan.
Seiring perkembangan zaman, tari ini kini banyak dimainkan oleh anak-anak dalam acara penyambutan tamu penting, dan acara pembuka berskala Nasional di Sulawesi selatan.
Tarian Gandrang Bulo selain sebagai salah satu hiburan, juga mengandung makna pesan moral dan kritikan yang dilontarkan di dalam tarian Gandrang Bulo dapat menjadi pelajaran untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga tarian ini tetap lestari untuk budaya lokal yang berkemajuan. (*)