Dalam proses pelaksanaan tradisi antama balla harus melewati beberapa tahapan, mulai dari persiapan yakni tahapan awal yaitu accini allo (pemilihan hari yang baik), buritta (mengundang sanak keluarga), menyiapkan alat dan bahan. Selanjutnya tahap pelaksanaan yang diantaranya appasili balla (menyucikan rumah), akkaliling balla (berkeliling rumah), nganre-nganre (makan bersama), hingga tahap akhir yaitu barazanji.
Accini Allo (Pemilihan Hari Baik)
Suku Bugis Makassar merupakan suku yang masih mempercayai bahwa di dalam setiap jangka waktu tertentu ada beberapa waktu yang dianggap baik dan sakral dalam melaksanakan suatu prosesi upacara-upacara tradisi yang dipercayai dapat menambah keberuntungan dan rezeki suatu individu atau kelompok suku tersebut, dengan diawali berbagai persiapan termasuk menentukan hari yang dianggap baik untuk memasuki sebuah rumah baru.
Sebelum ditentukannya hari pelaksanaan akan terlebih dahulu berkomunikasi oleh panrita balla yang dianggap lebih memahami pemilihan hari yang baik.
Buritta (Mengundang Sanak Keluarga dan Kerabat Dekat)
Selanjutnya ketika sudah ditentukan hari yang baik, maka pihak tuan rumah melakukan buritta untuk memanggil kerabat terdekat baik itu keluarga maupun tetangga secara lisan untuk menghadiri tradisi Antama balla tersebut.
Dalam proses memasuki rumah baru, pemilik rumah mengajak masyarakat setempat untuk menghadiri tradisi antama balla. Tuan rumah mengundang masyarakat yang lebih dikenal dengan bahasa lokalnya yaitu buritta dalam hal ini pemilik rumah mem-buritta-i masyarakat setempat biasanya lima hari sebelum acara ini dilaksanakan, kegiatan mem-buritta-i ini dilakukan oleh para wanita atau ibu-ibu yang biasanya mereka memakai jilbab dan memakai sarung, yang memang dari latar belakang keluarga dekat pemilik rumah, wanita yang membantu untuk mengundang masyarakat setempat sebagai perwakilan dari pemilik rumah sebelum acara berlangsung.
Menyiapkan Alat dan Bahan untuk Pelaksanaan Tradisi Antama Balla
Ketika acara tradisi antama ballaakan dilaksanakan maka berbagai persiapan harus dipersiapkan, beberapa alat dan bahan yang harus disediakan tuan rumah yang terdiri dari Jajjakkang terdiri dari beras, lilin merah, dan uang seserahan. Kemudian, Pasa’bi, yaitu suatu bahan yang harus disediakan pada saat prosesi tradisi antama balla dilaksanakan sebagai penyaksian rasa syukur terhadap Allah SWT beserta Nabi Muhammad SAW dengan cara memasang beberapa sesajen, diantaranya adalah pisang, gula merah, dan kelapa.
Selanjutnya, Daun appassili terdiri dari empat macam yaitu daun ta’baliang, daun passili, daun rappocidu dan daun maling-maling yang diikat menjadi satu. Dan terakhir Kalumping yaitu daun sirih yang dilipat-lipat. Biasanya juga disediakan kue-kue tradisional yang harus disajikan diantaranya Umba-umba (onde-onde), kue lapis, songkolo putih dan hitam dan air putih yang disimpan diatas baki pada saat tradisi antama balla. Mengenai bahan makanan untuk dibaca-bacakan, terdapat makanan khusus yang dihidangkan pada saat pelaksanaan tradisi antama balla yaitu masakan seperti ayam, nasi putih, daging, dan ketupat tidak harus disediakan untuk pembacaan pada saat ammaca–maca sesuai dengan kesanggupan pihak keluarga untuk menyiapkan tradisi antama balla.
Setelah menentukan hari Antama Balla, pada hari yang sudah ditentukan, maka pihak yang ingin memasuki rumah baru mempersiapkan dirinya untuk mengikuti prosesi antama balla tersebut, diawali dengan beberapa tahapan antara lain sebagai berikut:
Appasili Balla (Menyucikan Rumah)
Pemilik rumah menyiapkan daun passili, daun khusus yang biasanya sengaja ditanam ataupun disimpan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Daun appassili terdiri dari empat macam yaitu daun nangka, daun maling- maling, daun passili dan daun ta’baliang kemudian disimpan pada pammaja/wajan yang berisi air yang sebelumnya telah disiapkan didepan pintu rumah, panritaballa bertugas untuk mendoakan rumah. Panrita balla duduk di depan pintu berhadapan dengan pammaja/wajan yang telah terisi air dan uang koin lalu diberi daun passili kemudian didoa- doakan.
Akkaliling Balla (Berputar Mengelilingi Rumah)
Setelah appasili selesai, panrita balla memanggil tuan rumahnya untuk memasuki rumah barunya, tetapi sebelum masuk panrita balla membaca doa di depan pintu lalu panrita balla membawa bente untuk ditaburkan ke sekeliling rumah sambil diikuti oleh istri, suami, beserta anak- anaknya dengan syarat tuan rumah perempuan harus memegang kelapa dan gula merah sambil mengelilingi rumah sebanyak tiga kali, seperti orang yang sedang mengelilingi ka’bah dengan diikuti suaminya dan anak-anaknya yang dipimpin oleh panrita balla.
Tradisi Nganre- nganre
Jalannya tradisi ini ketika sudah diadakan ammaca-maca, semua peserta tradisi yang hadir akan dipersilahkan untuk makan, karena merupakan salah satu bentuk ucapan terima kasih dari pemilik rumah kepada orang-orang yang sempat hadir di rumah baru tersebut.
Biasanya bagi masyarakat bugis makassar, kegiatan Antama balla, juga dilakukan Barazanji, atau puji-pujian terhadap Allah yang dilagukan dengan ciri yang khas dan di dalamnya ditemukan banyak bacaan shalawat Nabi dan doa-doa. Karena barazanji sesungguhnya sering dijumpai dalam beberapa tradisi suku Bugis Makassar seperti pada saat mappaccing acara pernikahan, aqiqah anak, dan sunah (khitanan). Melakukan barazanji tentu saja bukan sesuatu yang ditradisikan oleh Nabi Saw. Barazanji sebagai bentuk kepercayaan masyarakat Bugis Makassar bahwa barazanji sebagai bentuk puji-pujian kepada Allah dan Nabi besar Muhammad SAW.
Tradisi antama balla sejatinya perlu ditumbuh- kembangkan dan dipertahankan kelestariannya oleh masyarakat Bugis Makassar, sehingga generasi yang akan datang tidak kehilangan budaya asli daerahnya, walaupun harus tinggal di daerah lain dan hidup dalam budaya yang berbeda atau alam modern.(*)