Di tengah pandemi Covid-19 kita dihadapkan dengan berbagai tekanan. Seperti tekanan ekonomi di tengah krisis, maupun tekanan mental karena harus mampu menghadapi pandemi Covid-19 ini dengan baik.
Menurut psikolog asal Oxford University, James Freid, saat ini masyarakat tengah mengalami trauma kolektif. Pandemi Covid-19 tidak dapat diprediksi kapan berakhirnya. Hal ini membuat manusia dalam zona kegelisahan, baik ringan, hingga parah.
Menurutnya, kesehatan mental merupakan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan situasi sulit. Program-programnya termasuk kegiatan mindfulness yang dipandu untuk melatih otak agar bangkit dari keterpurukan.
“Fungsi otak terus menghasilkan saraf baru, sehingga kita bisa melatihnya seperti menjadi tidak mudah putus asa,” ungkapnya.
Untuk membuat ketahanan mental, mulailah dengan menerima ketidakpastian, kemudian rencanakan bagaimana mengatasinya. Ketika Anda tidak mengetahui masa depan yang akan terjadi, maka Anda harus bisa menggambarkan sejak dini untuk memikirkan tujuan Anda di masa depan.
Luangkan waktu setidaknya setiap pagi untuk bersyukur sambil memikirkan tujuan. Jika Anda panik dan stres, Anda cenderung lebih fokus pada hal negatif. Disarankan, perlu latihan mengatur napas dalam-dalam selama 5 hingga 10 menit untuk membantu menenangkan pikiran Anda.
Selain itu, hindari multitasking. Fokus hanya pada apa yang sedang Anda kerjakan. Jika Anda sedang bekerja, fokuslah pada pekerjaan Anda.(*)
.