Massapu-sapu Ulu, Tradisi Rutin 10 Muharram dengan menyantuni Anak Yatim

Ketua TP PKK Kota Makassar Indira Yusuf Ismail hadir dan mengikuti tradisi sapu-sapu ulu di Masjid Darul Hijrah, Kelurahan Lette, Kecamatan Mariso

BUDAYA – Massapu-sapu Ulu merupakan tradisi tersendiri dalam memperingati hari Asyura yang jatuh tanggal 10 Muharam atau Hari Asyura. Tradisi ini masih dilestarikan hingga kini.

Arti Massapu-sapu Ulu atau sapu-sapu ulu yang berarti mengusap-usap kepala merupakan tradisi pemberian santunan kepada anak yatim piatu di bulan Muharram

Tradisi ini dilakukan, bagi mereka yang ingin berbagi, dengan mengusap-usap kepala anak yatim piatu atau kaum duafa sambil menyerahkan santunan yang disimpan dalam amplop. Tradisi ini umumnya dilaksanakan di masjid atau mendatangi langsung rumah anak yatim piatu tersebut.

Massapu-sapu Ulu merupakan warisan leluhur yang ada di Sulawesi Selatan yang sudah diwariskan sejak turun-temurun dan memiliki nilai sosial yang tinggi.

Dalam Islam sendiri, tradisi ini merupakan kegiatan positif yang diyakini Pahalanya yang sangat luar biasa, yang diartikan setiap helai rambutnya anak yatim dapat menggugurkan dosa.

Muslim diwajibkan untuk memuliakan anak yatim, menyayanginya, menanggung kehidupannya dan melakukan berbagai kebaikan yang dapat membuat senang hati anak yatim.

Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, di mana Rasulullah SAW bersabda,

“Orang yang menanggung kebutuhan anak yatim, baik anak yatim itu memiliki hubungan keluarga atau tidak, maka Rasulullah dan orang yang jadi penyantun anak yatim seperti dua jari di surga nanti.”(*)