Makna Hari Kartini, Dr. Nur Syamsiah Yunus : Perempuan sudah harus Terbebas dari semua Belenggu

Akademisi UIN Alauddin Makassar, Dr. Nur Syamsiah Yunus Tekeng, M.Pd

BERANDANEWS – Makassar, Hari Kartini 2025 yang diperingati setiap tanggal 21 April merupakan bentuk penghargaan terhadap perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama dalam bidang pendidikan dan emansipasi.

Tahun ini, semangat Kartini semakin relevan di tengah upaya bangsa Indonesia untuk terus mendorong peran perempuan dalam berbagai bidang kehidupan.

Makna Hari Kartini 2025 tidak hanya tentang mengenang sejarah, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik dengan kesetaraan gender.

Peringatan ini menjadi momen penting untuk mengangkat peran perempuan masa kini yang penuh semangat, kreatif, dan berdaya saing baik dilingkungan keluarga dan masyarakat.

Menurut Akademisi UIN Alauddin Makassar, Dr. Nur Syamsiah Yunus Tekeng, M.Pd, makna Hari Kartini menekankan perempuan sudah harus terbebas dari semua belenggu, baik di ranah domestik, publik dan lingkungan. Artinya perempuan harus bisa berkarir diruang publik. Namun perannya sebagai, ibu dan istri tidak terabaikan.

“Perempuan sudah harus terbebas dari semua belenggu baik di ranah domestik, publik dan lingkungan artinya perempuan bisa berkarir. Yang penting peran perannya sebagai, ibu dan istri tidak terabaikan, bisa di promosikan di ranah publik sesuai skill dan kemampuan dan juga bisa melakukan pengabdian masyarakat”, terang Nur Samsyah dalam pesan tertulisnya.

Presidium Forum Alumni HMI Wati (FORHATI) Sulawesi Selatan ini menyebut peranan perempuan tetap harus dilaksanakan dengan baik dan jika di beri peran atau jabatan di ranah publik harus bisa amanah dalam menjalankan tugasnya.

“Peran perempuan tetap dilaksanakan dengan baik baik di rumah maupun di luar rumah karena peran perempuan sangat menentukan dalam pembemtukan alhlakul khatimah anak anaknya dan perannya sebagai istri harus maksimal di rumah dengan tetap membagi peran dengan suami dan jika di beri peran atau jabatan di ranah publik harus bisa amanah dalam menjalankan tugas tugasnya sebagai kartini kartini hebat di jaman sekarang sehingga tidak ada lagi ketidakadilan yang terjadi dimana saja”, jelas Nur Samsyah

Menghadapi tantangan perempuan di era digital saat ini, Kepala Pusat Peradaban Islam Sulawesi Selatan ini menekankan soal pembatasan penggunan alat komunikasi dilingkungan keluarga yang dinilai tidak sesuai dengan pemanfaatannya

“Adapun tantangannya di era digital sekarang adalah komunikasi yang tdk efektif antar anggota keluarga, penggunaan handphone yg tidak sesuai pemfaatannya dan terlalu memanjakan serta orang tua tidak menjadi contoh yg baik”, tambahnya.(*)