Layanan Pemadam Kebakaran Teknologi Canggih akan Hadir di Makassar

Kunjungan investor dan perwakilan Denmark, Helsingor Municipality Fire Brigade dan perusahaan Fireexpress untuk membahas sistem respon kebakaran di kawasan urban. Pertemuan berlangsung di Kantor Wali Kota Makassar

BERANDANEWS – Makassar, Pemerintah Kota Makassar, membuka peluang kerja sama dengan investor, dan perwakilan Denmark untuk memperkuat mitigasi bencana sistem pemadam kebakaran di kota ini.

Langkah ini muncul setelah kunjungan investor dan perwakilan Denmark, Helsingor Municipality Fire Brigade dan perusahaan Fireexpress untuk membahas sistem respon kebakaran di kawasan urban. Pertemuan berlangsung di Kantor Wali Kota Makassar, Rabu (23/4/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Munafri berkesempatan menyaksikan langsung atraksi teknologi mutakhir Firexpress, sistem pemadam kebakaran bertekanan tinggi lewat layar monitor.

Appi mengatakan peluang ini perlu disambut baik. Ini menandai babak baru dalam modernisasi sistem pemadam kebakaran dengan kehadiran Fireexpress, teknologi pemadam asal Denmark yang dikenal efisien, ringan, dan ramah lingkungan.

“Ini bukan proyek biasa, sangat canggih. Teknologi ini hanya memerlukan 10 persen air dibandingkan sistem konvensional. Dan bisa menyasar lorong-lorong kecil,” kata Munafri.

“Fireexpress menggunakan kombinasi water mist dan busa bertekanan tinggi, proses pemadaman menjadi lebih cepat, efisien, dan minim dampak lingkungan,” tambah Appi.

Proyek ini menjadikan Makassar sebagai satu dari enam provinsi yang bakal menjadi percontohan nasional dalam penerapan sistem tanggap darurat berteknologi tinggi.

Munafri menjelaskan, unit Fireexpress dirancang dengan mobilitas tinggi, ringan, dengan panjang selang hingga 100 meter, dan cukup dioperasikan dua orang saja.

“Teknologi ini memungkinkan penanganan kebakaran di lokasi sempit dan padat penduduk yang menjadi tantangan utama di kota besar seperti Makassar,” tuturnya.

Menariknya, kendaraan pendukung unit ini telah disesuaikan dengan sistem kemudi setir kanan, menjadikannya langsung kompatibel untuk operasional di Indonesia.

“Ini bukan sekadar hibah alat, ini transformasi sistemik. Dari perangkat ke pola pikir,” tambah Munafri.

Selain unit pemadamnya, proyek ini juga menghadirkan fire and first aid station, pos pemadam berukuran mini (6×6 meter) yang dapat dipindahkan dan diatur sesuai kebutuhan kawasan. Inovasi ini menjawab tantangan klasik pembebasan lahan di tengah kota, sekaligus mempercepat waktu tanggap.

“Pos ini akan ditempatkan di titik rawan kebakaran yang sulit dijangkau truk besar. Dengan pendekatan mobile, kota bisa bergerak lebih cepat dan tepat dalam menangani insiden,” jelasnya.

Penetapan Makassar sebagai kota percontohan didasarkan pada data dan kesiapan. Kementerian Dalam Negeri RI memilih kota ini setelah menilai kinerja aktif Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Makassar dalam pelaporan insiden, penyusunan peta risiko, serta infrastruktur pendukung.

Lebih lanjut terkait pendanaan, proyek ini berasal dari skema hibah antara Pemerintah Denmark dan Indonesia, yang juga melibatkan Bappenas dan Kementerian Keuangan RI.

“Nanti, datang secara bertahap setelah semua urusan perjanjian yang dilakukan antara Kementerian dalam Negeri selesai,” tutupnya.
Diketahui, alat pemadam ini dapat diangkut dengan sepeda motor, maka sangat cocok digunakan di jalan-jalan sempit dan gang-gang kecil atau lorong-lorong yang sulit dijangkau oleh mobil pemadam konvensional.

Teknologi ini dikenal efisien dan hemat air, mampu memadamkan api dengan cepat bahkan dalam skenario ekstrem seperti kebakaran mobil.

Dalam waktu kurang dari 10 menit, api yang membakar sebuah mobil berhasil dipadamkan sepenuhnya-sebuah bukti nyata dari keandalan teknologi ini. Sistem pemadam kebakaran dari Denmark tidak hanya unggul dalam hal teknologi, tetapi juga dalam integrasi layanan darurat.(*)